keretaku sekumpulan senja yang berlari diiringi peluit sekalisekali
desisnya bertalu menoreh luka saat kelam perlahan turun
peronku sekantung puisi tanpa bunyi yang tumpah di jalan-jalan berbatu
waktu kukecup aachen dalam rona merah yang dingin
waktu sudah jauh terbang bersama sapa tawa senyum kita
lalu angin membekukannya di dahan-dahan pohon willow
tak mampu kuhitung berapa banyak september kutelan sepahit himpitan haru
sebab kau tak lagi di sana
maka pintu-pintumu tak lagi kuketuk dengan waswas
semua penggalan kenangan tercecer seperti katamu
di antara aachen dan jakarta