Mohon tunggu...
Laura Olivia Y.
Laura Olivia Y. Mohon Tunggu... Lainnya - See good in all things

Mindset is everything.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Batik: Salah Satu Aset Berharga bagi Bangsa Indonesia

6 Maret 2022   23:39 Diperbarui: 6 Maret 2022   23:48 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya Batik via www.google.com

Pluralisme bisa dibilang merupakan salah satu aset bagi Bangsa Indonesia. Bukan tanpa sebab, karena keberagaman di Indonesia terdiri dari berbagai jenis, mulai dari suku bangsa, agama, ras, serta keanekaragaman budaya dan adat istiadat. Hal ini tentu berkaitan dengan asumsi Kleden (2006) yang mengatakan bahwa keberadaan budaya tentu sangat dekat dan menyatu dengan kehidupan sehari-hari bagi seluruh umat manusia (Arybowo, 2010, p. 10).

Salah satu kebudayaan dari bangsa Indonesia yang menjadi aset berharga yakni, batik. Batik dinilai memiliki kekhasan maupun keunikan yang dapat membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Batik diartikan sebagai kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan wax yang dihasilkan ke atas kain. Namun, asal muasal batik sesungguhnya masih menjadi misteri dan masih diperdebatan sampai saat ini.

Batik yang awalnya hanya dipakai di lingkungan keraton saja mulai melebarkan sayapnya ke luar keraton seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Kreatifitas seni batik ini tidak hanya berpaku pada budaya lokal atau budaya Jawa saja, akan tetapi juga bertemu dengan budaya luar seiring sejalan dengan ramainya jalinan perdagangan antar negara. Contohnya, kebudayaan Jawa yang bersentuhan dengan budaya lain yakni, seperti dalam hal perdagangan dengan Cina, India dan Timur Tengah memberi warna tersendiri dalam ragam motifnya.

Belakangan ini, keberadaan batik menjadi mendunia di kalangan kancah nasional maupun internasional. Batik tidak hanya popular di kalangan masyarakat Indonesia, namun juga menarik dan dilirik oleh beberapa indonesianis yang tertarik untuk meneliti mengenai batik Indonesia. Salah satunya yakni, Sharifah Imihezri Syed Shaharuddin yang meneliti mengenai batik Indonesia dengan memiliki riset berjudul "A Review on the Malaysian and Indonesian Batik Production, Challenges, and Innovations in the 21st Century" pada 2021 lalu.

Di mana di dalam riset tersebut dijelaskan bahwa, batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Batik sebagai produk budaya yang harus dibaca untuk mengungkap dekonstruksi fungsi yang dikandung sesuai dengan ruang dan waktu subjek, sebagai logika dekonstruksi dalam memahami realitas pergeseran subjek, di mana pemahaman objek yang dilihat sebagai realitas penciptaan (produksi konstruksi) atau diciptakan kembali. Abdullah (2006:9) menyebutkan bahwa kebudayaan mengalami mengalami konstruksi, reproduksi, dan dekonstruksi dalam berbagai sub-kultur. Di mana, jika konstruksi dan reproduksi kebudayaan terjadi maka proses penegasan identitas budaya dapat menegaskan eksistensi budaya asalnya.

 

Di dalam riset tersebut juga disebutkan bahwa fungsi batik memiliki dua implikasi, yaitu: implikasi terhadap popularitas batik dan implikasi bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Batik tidak lagi hanya sebagai warisan budaya tetapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian penghasil devisa negara, dengan cara meningkatkan batik bukan sekedar produk sederhana namun telah menjadi trend fashion, dimana batik memiliki nilai guna dan mampu menjadi identitas bangsa, memiliki nilai yang tinggi serta nilai tukar dalam konteks ekonomi global dan tetap menjadi identitas nasional.

 

Indonesianis lainnya yang meneliti mengenai batik yakni Jati Widagdo dengan judul "Study of the Function, Meaning, and Shape of Indonesian Batik From Time To Time". Di mana disebutkan pakaian tidak hanya berfungsi sebagai kain yang menutupi tubuh, tetapi pakaian adalah harapan atau aspirasi hidup, bahkan pakaian juga berfungsi untuk menunjukkan kedudukan atau kedudukan seseorang. Dapat disimpulkan juga bahwa dari cara berpakaian, jenis kain juga menunjukkan identitas sosial. Selain sebagai penanda status sosial, pakaian digunakan sebagai alat komunikasi visual seperti harapan atau cita-cita serta pesan yang ingin disampaikan oleh pelaku melalui bahasa gambar atau ornamen pada pakaian. Dalam budaya Jawa, ornamen yang ditemukan pada pakaian biasanya digambarkan melalui motif batik.

Daftar Pustaka :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun