Gaez, berhenti sejenak yuk berdebat tentang Ahok yang telah menguras energi dan emosi kita. Berdebat tentang hewan onta dan babi, ataupun tentang orang lain yang gak ada kaitannya dengan diri kita. Berdebat yang hanya menumbuhkan kemarahan dan rasa benci dalam jiwa kita yang damai ini. Kenapa gak coba memanjakan jiwa dengan mendengarkan musik indah? Yuuuuk....
Musik diyakini oleh para ahli memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran.Rangsangan suara yang ditimbulkan dari melodi, ritme dan harmoni sangat bermanfaat baik bagi kesehatan fisik, mental maupun spiritual manusia.
Sewaktu pulang kantor kemarin, radio di mobil memutar lagu-lagu rock klasik menemani perjalanan pulangku setelah letih bekerja seharian. Oh so sweet-nya hidup ini. Pokoknya kata Om John Lennon-nya mah: Imagine all the people living life in peace deh....
Salah satu lagu yang diputar adalah Bohemian Rhapsody, punya Queen. Musiknya keren. Setiap dengerin lagu itu saya jadi sedih. Sedih karena sampai sekarang saya gak ngerti makna dari liriknya. Hikz.
Orang percaya bahwa lirik dalam lagu itu melukiskan tentang pelaksanaan proses ekesekusi mati yang menimpa seseorang, yang diilhami novel Albert Camus, The Stranger. Sedangkan teori yang lainnya mempercayai bahwa lirik itu diciptakan hanya untuk nyocokin saja dengan musiknya. Tak memiliki makna atau arti apapun.
Lagu diimulai dengan paduan acappella yang mempertanyakan: Is this the real life – Is this just fantasy, dilanjutkan dengan segmen balada yang didominasi piano bak sebuah eulogy (Goodbye, everybody, I've got to go...). Petikan gitar solo yang mengalun lembut mengarah ke bagian vokal saling bersahutan dalam pemunculan suatu neo-opera, kemudian muncul sebuah hentakan hard-rock, dan akhirnya diselesaikan dengan penutup yang kontemplatif.
Selain terletak pada keindahan partitur, piano, keindahan suara Freddie Mercury penyanyinya, atau lengkingan gitar Bryan May, Bohemian Rhapsody menjadi sangat menarik, lantaran liriknya mengundang sejuta misteri, khususnya dalam bagian opera.
Ini bunyi lirik operanya: “Bismillah! No, we will not let you go (Let him go!) Bismillah, we will not let you go (Let him go!) Bismillah, we will not let you go (Let me go.) Will not let you go (Let me go.) Will not let you go. (Let me go.) Ah No, no, no, no, no, no, no. (Oh mama mia, mama mia.) Mama mia, let me go Beelzebub has a devil put aside for me, for me, for me...”
Apa sesungguhnya maksud Freddie Mercury, penyanyi sekaligus penulis lagunya, menyebut frase Bismillah (dengan menyebut nama Allah) hingga tiga kali, akan tetapi dia juga menyebut nama Beelzebub yang ia katakan berhasil mengendalikan (jiwa)nya (put inside for me... for me)? Siapa Beelzebub?
Menurut Wikipedia: Beelzebub adalah nama dewa orang Filistin (lebih tepatnya sejenis Ba’al, dari kata Ba‘al Zebûb, yang artinya "Dewa Lalat") dan dalam Kitab Perjanjian Baru sebagai sinonim untuk Setan. Walaah...!
Dikatakan bahwa Beelzebub adalah iblis yang menyebabkan kehancuran. Iblis yang membuat setan-setan disembah manusia, membuat nafsu berat manusia untuk membunuh, dan hasrat ingin selalu berperang. Beelzebub termasuk tiga Fallen Angels terkenal yaitu, Beelzebub, Lucifer, dan Leviathan.
Gaez, selain frase Bismillah dan Beelzebub tadi, Freddie juga menggunakan frase-frase aneh lainnya, seperti: “Scaramouch, scaramouch will you do the Fandango-Thunderbolt and lightning-very very frightening me-Gallileo, Gallileo, Gallileo, Gallileo, Gallileo, figaro, Magnifico...”
Scaramouch dikenal sebagai karakter dalam komedi dell'arte, yaitu badut yang selalu berhasil lolos dari situasi sulit. Ia selalu menemukan jalan keluar, biasanya dengan mengorbankan orang lain. Sedangkan Fandango adalah nama tarian yang berasal dari Spanyol. Figaro dan Magnifico adalah opera-opera karya Rossini dan Mozart. Dan, nama Galileo sendiri yang disebut berulang-ulang itu adalah nama seorang astronom Italia penemu teleskop. Terus, apa hubungannya antara frase-frase dalam lagu itu?
Ada sebuah teori seram yang mengaitkan bahwa frase-frase dalam lagu Bohemian ini sesungguhnya adalah mantra ritual di sebuah sekte penyembah setan di Amerika. Ritual yang dikenal dengan Bohemian Grove ini konon katanya dilakukan dengan cara melakukan Cremation of Care Ceremony, yakni mengorbankan seorang anak dengan cara dibakar hidup-hidup.
Waduuh... Kok bisa ya lagu seindah itu dimaknai seram begini? Tak ada seorang pun yang tahu persis makna di balik lagu itu. Makna lagu Bohemian Rhapsody ikut terkubur bersama meninggalnya Freddie Mercury, si penulis lagu.
Gaez, mari kita berandai-andai. Freddie Mercury sendiri membebaskan pendengar lagunya memaknai lagu itu menurut interpretasi masing-masing. Menurut saya yang awam ini, makna lagu itu tidak ada kaitannya dengan setan atau apapun. Lagu itu sesungguhnya mengisahkan kehidupan Galileo Galilei, seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.
Galileo adalah ilmuwan yang menyatakan bahwa peredaran bumi ini adalah bulat, mengelilingi matahari, dimana matahari sendiri sebagai sistem tata surya. Pemikirannya bumi adalah bulat dan matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan keyakinan kalangan agamawan pada masa itu. Kalangan agama meyakini bahwa bumi lah pusat alam semesta, matahari yang mengelilingi bumi.
Akibat permikirannya itu, Galileo dianggap sebagai pembuat bid’ah dan dapat mengancam keimanan manusia. Gereja pun menghukumnya dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai mati.
Nah, sekarang, dengan kemajuan iptek pada zaman ini, apakah anda membenarkan teori badut-badut Scaramouch itu? Yang menyatakan bahwa matahari yang mengelilingi bumi.
So you think you can stone me and spit in my eye...Kau pikir bisa membuatku menjadi batu dan membutakan mataku? Kau pikir kau bisa mencintaiku dan mematikanku? Nothing really matters, anyone can see. Nothing really matters... nothing really matters... to me. Tak ada hal-hal kebenaran, semua orang melihatnya. Tak ada hal-hal kebenaran, tak ada hal-hal kebenaran... Karena kebenaran mutlak hanyalah milik Tuhan.
Nah, Gaez... Demikian kira-kira makna lagu Bohemian Rhapsody itu. Lantas apa hubungan antara frase Bismillah, Beelzebub dan Galileo dalam lagu itu? Bisa saja Freddie atau si Galileo tadi sebenarnya sedang mengajarkan kepada kita, bahwa sebaiknya sebelum ngotot berdebat tentang sebuah kebenaran agar meminta perlindungan Tuhanmu terlebih dahulu sehingga kita tidak berada dalam kendali Beelzebub, setan yang gemar menebar kebencian dan permusuhan di antara anak Adam.
Galileo Galilei contohnya, Ia menjadi korban dihukum sampai mati oleh para pemuka agama yang mengklaim dirinya sebagai otoritas kebenaran Tuhan, karena menyatakan kebenaran yang sesungguhnya.
Met wiken ya... Yuuk kita nari fandango dan nikmati musiknya saja. Anyway the wind blows…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H