Pada kuartal I 2015 saja nilai ekspor perikanan sudah menembus US$ 906,77 juta. Ini peningkatan yang sangat signifikan, baru kuartal I tapi sudah mau mencapai hampir US$ 1 miliar. Komoditas ekspor yang paling banyak menyumbang nilai ekspor adalah udang, yakni sebesar US$ 449,95 juta, terbesar kedua yakni tuna dengan nilai US$ 89,41 juta dan terbesar ketiga disumbang oleh komoditas cumi-cumi yakni senilai US$29,51 juta.
Peningkatan tersebut salah satunya merupakan hasil upaya pemberantasan aksi pencurian ikan. Di era kepemimpinan Susy 121 kapal pelaku illegal fishing sejak Oktober 2014 ditenggelamkan. Kapal yang ditenggelamkan adalah 39 kapal Vietnam, 36 kapal Filipina, 21 kapal Thailand, dan 12 kapal Malaysia. Berikutnya 2 kapal Papua Nugini, 1 kapal Cina, dan 10 kapal Indonesia.
Hal yang menarik dari Susi Pudjiastuti adalah ia hanya memiliki ijazah SMP. Seputus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp.750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada tahun 1983.
Bisnisnya berkembang hingga pada tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi merek "Susi Brand."Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika. Karena hal ini, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar.
Pada 2004, Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar menggunakan pinjaman bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang.
Ketika terjadi bencana tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, Cessna Susi adalah pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban yang berada di daerah terisolasi.
Mike Reyssent
[caption caption="Mike Reyssent (Kompasiana.com)"]
Mbak Mike, panggilan akrabnya, ramah kepada siapapun. Dan selalu memotivasi penulis lainnya agar tetap menuliskan karya-karya terbaiknya. Satu hal yang menginspirasi saya; beliau humoris, lincah menyapa sesama kompasianer lainnya, akan tetapi dia bisa garang apabila harus mempertahankan prinsipnya.
Mbak Mike adalah Joan of Arc-nya Kompasiana. Sayang, dia pendukung Arsenal, sedangkan saya pendukung MU. Hikz.
Biyanca Kenlim