Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pembebasan 10 Sandera ABK di Filipina, Jangan Ulangi Kegagalan di Somalia

3 April 2016   03:13 Diperbarui: 3 April 2016   03:42 5835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perencanaan operasi dengan memberangkatkan kedua kapal perang tua itu juga menuai kritikan dari banyak pengamat militer. Karena kedua frigat Van Speijk peninggalan Belanda ini bukan merupakan kapal angkut pasukan dan senjata, sehingga muatan yang dibawa sangatlah terbatas.

Disamping kecepatannya yang hanya dibawah 20 knots (mungkin sekitar 15 - 16 knots), frigat Van Speijk hanya memiliki jangkauan operasional 4000 km, sehingga harus mampir terlebih dahulu di Colombo, Sri Lanka, kemudian harus berlabuh di Salalah, Oman. Akibatnya perlu 2 minggu untuk tiba di Teluk Aden.

Sedangkan pasukan elite yang dibawa dalam kapal terdiri Marinir (Kopaska dan Denjaka), serta Kopassus, dengan peralatan tempur 1 heli Bo-105, dan 3 RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) V-Shape SeaRider. RHIB yang memiliki kecepatan lebih 30 knots, direncanakan untuk mengejar MV Sinar Kudus yang kecepatannya hanya sekitar 12 knots.

Tiba di Somalia dan berlabuh di Salalah, Oman, satgas melakukan pengumpulan data intelijen. Diperoleh informasi bahwa kapal MV Sinar Kudus membuang sauh di pelabuhan perompak di pantai Somalia, bersama dengan 8 kapal bajakan lainnya. Setiap kapal dijaga sekitar 15-30 perompak. Terdapat sekitar 20 kelompok berbeda masing-masing sekitar 30 anggota geng. Total pembajak sekitar 600 orang milisi bersenjata Ak47 dan RPG. Bisa jadi karena informasi ini dan dengan pasukan sangat terbatas, TNI tidak berani melakukan operasi ke pantai, sehingga meminta pengiriman tambahan pasukan.

Dubes Somalia untuk Indonesia sendiri, Mahmud Olow Barow sebenarnya sudah menyampaikan bahwa Indonesia dipersilahkan menggunakan aksi militer. Akan tetapi karena negosiasi tidak dikendalikan TNI, Pasukan Komando TNI tidak bisa memutuskan tindakan strategis dalam operasi pembebasan sandera. Terdapat tim lain, yakni pemilik kapal yang melakukan negosiasi dengan pembajak. Hal ini tidak normal dalam sebuah operasi pembebasan sandera.

Tanggal 18 April kembali diadakan rapat terbatas di Bogor. Diputuskan mengirimkan pasukan tambahan. Dilakukan persiapan pasukan selama 3 hari. Tanggal 21 April, KRI-592 Banjarmasin berangkat dari Tanjung Priok dengan sekitar 300 pasukan dilengkapi BMP-3F, meriam howitzer, LCVP. Namun KRI yang hanya memiliki kecepatan 14-15 knots ini baru tiba di Somalia setelah tebusan dibayar pada tanggal 1 Mei 2011. Sehingga praktis Gugus Kedua ini tidak memiliki peran dalam operasi pembebasan MV Sinar Kudus.

Ada analisa yang menyebutkan bahwa karena tekanan publik yang dirasakan semakin besar sehingga Presiden SBY harus mengirim Gugus Kedua untuk mencitrakan bahwa Pemerintah telah cukup berbuat. Tekanan pada SBY memang cukup besar saat itu, SBY dinilai lamban dan tidak berbuat cukup. Hal ini karena negosiasi MV Sinar Kudus dilakukan langsung oleh PT Samudera Indonesia.

Operasi pembebasan sandera secara militer di Somalia itu dianggap gagal. Tidak adanya rencana reaksi cepat TNI yang memadai terlihat ketika TNI berada dibawah pengaruh kepemimpinan yang lamban, berorientasi pencitraan semata, dan tidak memiliki kapabilitas menangani hal seperti ini. Seharusnya TNI memiliki otoritas lebih dalam pengambilan keputusan terkait operasi militer.

Kita semua tentu berharap agar pembebasan ke-10 warga negara kita yang disandera kelompok kriminal yang menamakan diri Abu Sayyaf berjalan sukses, bahwa negara ada pada saat warganegaranya terancam keselamatannya. Tapi, sekali lagi disini saya ingin menekankan agar Indonesia tetap menunjukan diri kepada dunia bahwa kita adalah bangsa yang berdaulat penuh dan memiliki ketegasan, keberanian, keyakinan dan kewibawaan. Bagaimana mungkin sebuah negara yang berdaulat penuh bersedia bernegosiasi dengan para kriminal?

[caption caption="Kemampuan 1 orang KOPASSUS sama dengan 8 orang TNI. (Foto: kasamago.wordpress.com)"]

[/caption]

[caption caption="Kemampuan 1 Orang Kopaska setara dengan 24 orang TNI. (Foto: tempokini.com)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun