[caption caption="Image: www.pinterest.com"][/caption]“Beri kesempatan pada jiwamu untuk bergerak, dan dia akan menyembuhkan dirinya.”
Kalimat di atas saya kutip dari seorang komponis musik, Gabriel Roth (Sweet Your Prayer, 1997). “Salah satu cara paling cepat untuk keluar dari perasaan tidak nyaman adalah dengan mendengarkan musik yang kau sukai dan bergerak mengikuti iramanya. Lima menit menari akan cukup mengubah suasana hatimu, melepaskan emosi yang terpendam, mengalirkan energi, dan akan membuatmu menjadi pribadi yang menyenangkan,” jelas Roth.
Tak harus menari jika anda memang tak pandai menari, berjalan kaki adalah salah-satunya.
Saya punya seorang sahabat yang dalam seharinya selalu meluangkan waktu untuk berjalan kaki, baik di taman kota atau di treadmill sambil mendengarkan musik. Di usianya yang tahun ini mendekati kepala lima, dia bugar sekali dan hangat kepada siapapun. Orang sering salah menebak, menduga dia masih berusia tigapuluhan dan malah sering dikira kakak dari anak-anaknya apabila sedang berjalan bersama.
“Berjalan kaki bagi saya adalah meditasi,” katanya. “Ketika berjalan saya merasa itulah saat saya menjadi diri sendiri, tidak mencoba memecahkan masalah, menikmati alam dan berhubungan dengannya. Kalaupun ada sebuah masalah dalam kehidupan saya, ajaib! - saya kadang menemukan jawabannya saat sedang berjalan.”
Disamping manfaatnya: lebih banyak memiliki energi, kualitas tidur yang nyenyak, dan otot kaki yang lebih kuat, para pejalan kaki juga ditemukan memiliki hidup yang lebih panjang dan lebih sedikit mengidap kanker, stroke, diabetes, dan penyakit-penyakit mematikan lainnya.
Dalam sebuah website yang pernah saya baca mengatakan: “jalan kaki bermanfaat untuk memulihkan otak, menyegarkan suasana hati, mengusir depresi, dan memungkinkan kita terhubung dengan sisi spiritual dan dengan orang terkasih kita.”
Bahkan, Deepak Chopra pernah mengatakan dalam sebuah bukunya, berjalan kaki adalah latihan terbaik bagi tubuh karena seluruh anggota tubuh ikut bergerak. Dan, manfaatnya langsung cepat terasa terhadap penampilan dan suasana hati anda.
[caption caption="Sumber: www.loveinfograpics.com"]
Kini, sesuai ajakan sahabat saya itu, sudah sebulan ini saya mencoba “memaksa” diri untuk meluangkan waktu berjalan kaki. Hasilnya? Wow! Disamping berat tubuh saya turun beberapa kilo, mental dan emosi saya menjadi terkontrol. Saya merasa bugar, tidak mudah stres saat tekanan datang. Dan yang pasti, kehangatan dalam rumah kami menjadi semakin hangat.
Putri saya, Brenda, rupanya sangat memperhatikan kegiatan saya ini. Jika saya sedang terlihat kesal atau mudah marah, dia akan mengajak saya untuk berolahraga jalan kaki. “Ayo, Mah, kita jalan kaki. Biar Mamah gak marah-marah aja. Kalau Mamah marah-marah, Mamah jadi jelek dan gak sayang Brenda. Brenda jadi sedih..”
Saya peluk dia dengan haru. Putri saya yang baru genap berusia 10 tahun telah mengajari saya tentang filosofi hidup: bagaimana kita bisa menyayangi orang lain, sedang kita sendiri tak menyayangi diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H