Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah KPK dan Tikus

23 Desember 2015   23:33 Diperbarui: 24 Desember 2015   16:00 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Dokpri: Kang Nasir dalam sebuah kegiatan seni budaya Banten"][/caption]Sekelompok peneliti di negara antah berantah mengadakan eksperimen untuk menguji instansi mana di negara itu yang paling efektif dalam menangkap koruptor. Eksperimen itu melibatkan sukarelawan dari tiga instansi, yakni: KPK, kejaksaan dan kepolisian negara antah berantah.

Para peneliti melepaskan beberapa tikus di hutan, dan sukarelawan dari ketiga instansi itu diperintahkan untuk menangkapnya.

Sukarelawan pertama dari KPK. Sukarelawan itu membabat habis hampir separuh hutan tanpa pandang bulu. Tak berapa lama, tikuspun tertangkap. Dilanjutkan sukarelawan dari kejaksaan. Dengan melakukan penyidikan yang akurat tentang tingkah laku tikus dan kebiasaannya, dalam beberapa jam tikus pun tertangkap juga.

Sukarelawan ketiga dari kepolisian. Cukup lama sukarelawan itu mencari tikus di dalam hutan. Beberapa jam kemudian dia pun keluar dengan membawa seekor kelinci yang bonyok-bonyok seperti habis dipukuli. Sepanjang jalan kelinci itu berteriak-teriak: “Ampuun, Pak... ampuuun... Iya saya ngaku, saya adalah tikus..., saya adalah tikus...”

Joke di atas bagi sebagian orang mungkin gak ada lucu-lucunya. Akan tetapi, karena joke tersebut disampaikan oleh Kang Nasir dalam sebuah seminar serius yang mengupas tentang hukum di negeri ini, dan cara dia melempar humor layaknya seorang stand up komedian profesional, hadirin pun terpingkal-pingkal.

Cara dia melempar joke dalam seminar yang super serius itu yang membuat perdebatan sesengit apapun bisa cair. Kang Nasir memang dianugerahi bakat yang luar biasa sebagai public speaking. Beliau mampu menghipnotis audiennya untuk larut dalam lantunan kata demi katanya.

Siapakah Kang Nasir?

Kang Nasir adalah kompasianer yang kebetulan tinggal satu kota dengan saya. Beliau adalah sosok guru yang membimbing saya dalam berorganisasi dan mengajari saya untuk bagaimana menjadi pembicara sukses di depan publik.

Masyarakat Kota Cilegon nyaris tak ada yang tak mengenal beliau. Karena hampir di semua kegiatan sosial maupun organisasi di kota kami beliau selalu aktif. Pendeknya, jika tidak ada Kang Nasir di dalam sebuah organisasi di kota kami maka organisasi itu sesungguhnya tak pernah ada di sini.

Beliau aktif sebagai Ketua Ikatan Sarjana Hukum (ISH), Wakil Ketua KONI Propinsi Banten, Wakil Ketua Kadin Kota Cilegon, Staf Ahli DPRD Kota Cilegon, dan seabreg jabatan yang tidak bisa saya sebut satu persatu di sini.

Inilah foto-foto kegiatan Kang Nasir:

[caption caption="Saat memimpin rapat KONI Banten"]

[/caption]

[caption caption="Sesibuk apapun aktivitasnya Kang Nasir selalu menyempatkan menimang cucunya"]

[/caption]

[caption caption="Selalu menjadi langganan pemberitaan koran daerah"]

[/caption]

Kadang, di sela-sela kejenuhan rutinitas, Kang Nasir tak pernah kehabisan ide untuk menghibur orang lain. Misalnya mengirim foto dimana dia berpenampilan 'cantik' seperti ini ke hape teman-temannya.

[caption caption="Mengenakan busana ibunya demi sahabat-sahabatnya tersenyum"]

[/caption]

Demikian tentang Kang Nasir, orang yang paling banyak berjasa dalam karier saya. Baginya, membuat orang lain tersenyum adalah ibadah.

Barakallah, Kang Nasir ...

 

Catatan: Sewaktu joke di atas disampaikan, KPK semasa itu dipimpin oleh Abraham Samad. Bukan di masa kepemimpinan yang kemarin atau hari ini, dimana KPK telah menimbulkan pesimisme rakyat dalam memerangi korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun