Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Hari Ibu] Kampung Brutus

22 Desember 2015   07:36 Diperbarui: 22 Desember 2015   08:06 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Image Source: fineartamerica.com"][/caption]Bu...

 

sekarang aku tinggal di kampungnya para brutus

kampung yang dibangun hanya dengan menggunakan bibir dan belati

karena penduduk di sini saat dilahirkan, bibirlah yang terlebih dahulu keluar ketimbang kepala

karena di sini caesar selalu ditikam belati dari belakang

 

mudahnya bibir-bibir kami berucap, akulah Caesar maka engkaulah Brutus

lupa pada satu jari menunjuk empat lainnya berbisik, engkaulah Brutus itu

dan brutus pun beranakpinak banyak di sini

karena suara kebenaran selalu mati dibunuh oleh tangan-tangan berbelati

 

lorong-lorong kota penuh bangkai

bangkai saudara-saudara sendiri

yang kami santap dengan amat rakus

saat kami saling jumpa baju kami pun berbau bangkai

 

Bu...

 

bukan salahmu mengandung

bersama ibu lainnya, engkau tetap melahirkan anak-anak kebenaran

pada hati yang telah berhenti berdamai

pada pikiran yang telah membunuh dirinya

 

seorang anak brutus telah lahir

menikam ibu brutusnya dengan belati harapan

beban kami taruh pada luka menganga

karena dia membawa cahaya matahari pada keluguannya

 

Bu...

 

kini tersenyumlah ...

hari esok penuh cahaya

yang akan menikam kegelapan dengan belatinya

dan kampung kami pun kini berhias mimpi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun