[caption caption="Image Source: eddizhoblogopersib2013.blogspot.co.id"][/caption]
Sahabatku,
Setiap ksatria-ksatria biru itu berlaga di lapangan nan hijau, entahlah aku selalu teringat kamu.
Kau menjadi saksi disana, memekik suka cita menyongsong kemenangan. Sukacitamu menyingkap dukamu, meskipun gelaktawamu acapkali dipenuhi air mata.
Garuda di dada ini telah membuat sesak nafasku, nafasmu dan nafas kita semua. Cengkraman kuku-kukunya menancap ke dalam rongga jiwa, menyayat-nyayat jantung dengan dukanya.
Kau sedang berada di atas timbangan kehidupan yang adil. Antara menang dan kalah, antara suka dan duka. Demikianlah roda kehidupan berputar, tak terhenti menunggumu barang sejenak hanya karena kau sedang bersedih.
Kemenangan dan kekalahan selalu datang bersama. Ketika yang satu menemanimu duduk di kursi depan tivimu, maka yang lainnya sedang terlelap di ranjangmu.
Sahabatku,
Pertandingan sesungguhnya bukanlah antara Persib melawan Sriwijaya FC. Jiwamu lah yang sedang bertanding, antara akal-budi melawan hawa-nafsumu.
Akalmu mengendalikan perahu kehidupan ini seorang diri, sementara hawa-nafsumu tak terawasi. Dia menjadi api yang akan membakar habis perahumu.
Sahabatku,
Kemenangan ksatria biru adalah kemenangnmu. Persib tak pernah ada di hatimu, karena kau lah Persib itu.
Kau begitu mencintai Persib, walau Persib tiada pernah ingin dimilikimu. Bagimu cinta tak harus memiliki, karena itu sudah cukup.
Sekarang, kau sedang dimabuk anggur kegembiraan.
Tengoklah pada hatimu, disitu akan kau temukan tempat yang sama yang telah memberimu duka. Kau sedang bersenang-senang di atas tempat dimana kau pernah menangisi dukamu.
Sahabatku,
Melalui puisi ini, aku hanya ingin mengatakan: Selamat untuk Persib!
Victory for Persib!
Persib nu Aing!
Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H