[caption caption="http://abstract.desktopnexus.com"][/caption]Â
Jika selama ini tulisan Saya menyiratkan Saya perempuan yang Gun berhati Roses (kok gak Bon Jovi aja sekalian?), kadang ngelantur mendekati Nunung OVJ, izinkanlah kali ini Saya menulis kata-kata dalam untaian kalimat puitis. Bukankah puisi memuliakan hati dan membuka tirai makna perasaan manusia?
Puisi merupakan pengkultusan realitas. Seperti Wordsworth pernah bilang dalam puisinya, bahwa Tuhan ada dalam batu, Tuhan ada dalam jerami, Tuhan ada dalam setiap benda. Nalar dan ketenangan adalah malaikat-malaikat pendamping saat engkau berjalan menyusuri dunia yang dibuat indah oleh cahaya kecerdasan.
Seharusnya puisi ini Saya publish sehari sebelum lebaran haji, karena tanggal 9 Dzulhijjah merupakan hari yang memiliki kenangan bersejarah dalam hidup Saya. Hari dimana Saya menemukan sebuah arti kehidupan yang sampai detik ini mewarnai semangat hidup saya. Hari dimana saya menemukan surga yang akan saya kisahkan dalam bentuk puisi ini.
Jika kita renungkan kehidupan ini dan melihat geliat perjalanan anak manusia di dunia ini, pernahkah terpikir apa yang ada dalam setiap kepala orang-orang yang berlalulalang itu? Yah, dalam setiap gerak yang ada, Saya yakin kalau kita semua sedang mencoba menuju surga dengan cara masing-masing.
Surga (bahasa Sanskerta: svarga), adalah suatu tempat di alam akhirat yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai tempat berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai ajaran agamanya. Bapak Ibu saya asli wong Purworejo, jadi lidah kami terbiasa menyebutnya dengan ‘suargo’.
Surga juga bisa berarti perjalanan ke dunia cahaya. Kata-kata surga merupakan sumber penghiburan dan pengharapan terbesar bagi umat manusia kepada Tuhannya. Kata surga sangat menyejukkan dalam kepenatan, surga akan menjadi penghibur di dalam duka-cita dan kesukaran. surga sangat identik dengan segala sesuatu yang indah dan menyejukkan hati nurani......
Si mbak iki ngelantur kemana-mana, terus puisinya kapaan....? Hehe... sory man, sampe lali aku. Baiklah..
untuk kesekian ribu langkah kaki
melakukan pencarian dalam hidup
terpaku dalam penantian sebuah jawaban
apakah di antara geliat kehidupan
apakah di balik gunung
ataukah di atas langit
harus kulangkahkan kaki
untuk memecahkan sebuah misteri
dalam kehidupan yang kulalui
Â
Beruntungnya diriku
Ketika dalam setiap nafasku datang rasa rindu
ketika dalam setiap detak jantung terasa getaran sayang
ketika dalam setiap denyut nadi beriramakan cinta
Dan betapa indahnya,
saat akhirnya daun-daun ikut bernyanyi bersamaku
saat ombak bernyanyi bersamaku
semilir angin bernyanyi bersamaku
sinar surya menepuk lembut wajahku
dan jagad raya bernyanyi untukku
Itulah surgaku...
Ia adalah musim semi yang menandakan dingin telah berlalu
ia adalah musim semi yang menandakan sebuah semangat baru
dan seperti itulah aura yang kurasa tentang hadirmu
Dan setiap tahunnya hari ini selalu mengingatkanku
Bahwa aku masih punya cerita panjang
Yang harus aku lalui bersamamu
Dan selalu memastikan
Semua akan lebih indah dan lebih berwarna
Hanya bila engkau ada
dan terus ada
untuk menjadi sebuah musim semi yang indah
Bagi hidupku dan kehidupan kita
With you my sunshine, my suargo...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI