Mohon tunggu...
Laura Erika Hasibuan
Laura Erika Hasibuan Mohon Tunggu... Pengacara - Lentera hati

Ku lukiskan wajahmu dalam goresan luka dihati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misi Perburuan Harta Karun di Gunung Halimun-Salak (Cerpen Fabel)

7 April 2022   21:10 Diperbarui: 7 April 2022   21:56 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suri pun langsung menjawab dengan cepat, "baik Owi, aku akan terbang memantau dan segera memberi tahu kepada kalian semua.", Suri pun segera terbang memantau dari atas untuk melihat langkah kaki siapa itu, dan seketika Suri kaget karena ia melihat si Maca yang terkenal licik, serakah, sombong dan jahat, 'jadi pemilik suara langkah kaki itu ternyata si Maca hewan serakah itu, hmmm... aku harus bersiul dua kali.' 

Pikir Suri dalam hati. Lalu suri pun langsung bersiul dua kali, dan teman-temannya yang di bawah mendengarnya dan mereka mulai memperketat kewaspadaan mereka, Owi yang sebagai pemimpin dalam kelompok pemburu harta karun itu langsung berbicara ke teman-temannya, "kita harus tetap tenang dan selama hewan tersebut tidak menyerang kita tetap jalan saja terus sambil tetap waspada." Kata Owi, lalu suri langsung kembali terbang mendekat ke punggung Aji dan ia memberi tahu bahwa itu adalah suara langkah kaki si Maca, dan mereka pun tetap waspada. Dan ya... akhirnya mereka hampir sampai ditempat lokasi harta karun yang dikasih tahu oleh kakek Ela, rasa takjub yang tiada tara pun terpancar dari wajah-wajah mereka. 

Owi dan teman-teman mulai masuk ke dalam goa yang sangat gelap sekali, dan ada dua pintu di dalam goa itu. Mereka berunding untuk memilih pintu goa mana yang akan mereka pilih untuk menghindari jebakan, setelah menentukan dan mencoba melempar batu ke dalam goa akhirnya mereka memilih pintu goa sebelah kanan. 

Sedangkan si Maca langsung tertawa terbahak-bahak, "Hahahahaha, akhirnya aku bisa kaya dan hidup senang. Kakek tua itu kenapa tidak langsung saja bilang, padahal jika ia bilang tak perlu ia mati sia-sia seperti itu hahahaha.", ujar Maca dengan sombongnya. "dan aku hanya mengikuti anak-anak bau kencur itu saja tanpa perlu repot-repot melakukan kekerasan, lihat aku berhasil juga kan?", ujarnya dengan sangat sombong sambil teriak di dalam goa. 

Tapi ia kebingungan ketika melihat ada dua pintu goa, dia mencoba untuk menerka-nerka dan karena ketamakannya Maca memilih pintu goa yang salah yang ia tidak tahu bahwa setiap orang yang masuk ke dalam pintu goa sebelah kiri itu tak akan bisa keluar lagi untuk selama-lamanya karena pintu goa akan terus tertutup. 

Sedangkan Owi beserta teman-temannya telah berhasil membantu menyelesaikan misi dari kakek Ela dan kakek Owel untuk menemukan harta karun yang sudah tersimpan ratusan tahun di dalam goa Gunung Halimun-Salak, ketika mereka keluar dari pintu goa yang sebelah kanan, mereka mendengar teriakan Maca. Ia sangat menyesal dan meminta maaf telah berbuat jahat kepada kakek Ela karena ingin menguasai semua harta karun tersebut. Tetapi nasi telah menjadi bubur semua itu telah sia-sia seperti yang dikatakan oleh kakek Ela bahwa itu semua akan sia-sia dan keserakahan akan memakan dirinya sendiri.

 Owi dan teman-temannya telah kembali, dan menepati janji mereka untuk meletakkan harta karun yang telah mereka temukan dari goa yang ada di Gunung Halimun-Salak sesuai pesan kakek Ela. Dan mereka pun akhirnya mengetahui bahwa kakek Ela telah pergi untuk selamanya karena mati terbunuh saat melawan Si Maca, seluruh penghuni hutan begitu kehilangan sosok kakek Ela yang sangat mereka cintai tetapi kehidupan harus tetap berlanjut dan tak boleh larut dalam kesedihan, Owi, Suri, Aji, Tani dan seluruh penghuni hutan pun selalu mengingat dan menjalani apa pesan yang pernah diajarkan oleh Kakek Ela kepada mereka, dan jangan pernah melakukan kejahatan, keserakahan, kesombong tak akan membuat diri kita bahagia dan semua itu akan menjadi sia-sia bahkan akan memakan diri kita sendiri itu pesan yang selalu mereka ingat sampai selama-lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun