Mohon tunggu...
Laura Erika Hasibuan
Laura Erika Hasibuan Mohon Tunggu... Pengacara - Lentera hati

Ku lukiskan wajahmu dalam goresan luka dihati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misi Perburuan Harta Karun di Gunung Halimun-Salak (Cerpen Fabel)

7 April 2022   21:10 Diperbarui: 7 April 2022   21:56 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasihat kakek Ela kepada semuanya. Aji sangat sedih mendengar kakek Ela berbicara seperti itu, dan mereka berempat pun langsung memeluk kakek Ela dengan erat sekali. Tetapi, mereka tidak menyadari bahwa Maca si Macan Tutul Jawa sudah mulai mengintai mereka. 'hmmm... Sepertinya aku mencium bau emas dari rumah si tua bangka itu, dan kenapa mereka memeluk si kakek Ela tua itu dengan sangat erat sekali.' Pikir Maca dalam hatinya. 

Lalu Maca berencana akan mengikuti keempat anak-anak didik kakek Ela untuk mengambil sesuatu hal yang sangat berharga dari mereka dan yang ada di rumah kakek Ela. 

Matahari mulai bersinar terang dan Owi serta teman-temannya bergegas untuk pergi berburu harta karun, tetapi mereka tak lupa untuk berpamitan dengan kakek terlebih dahulu. Saat Owi dan teman-temannya sudah berjalan sangat jauh, muncullah Maca di depan pintu rumah kakek Ela dan langsung menerobos masuk ke dalam rumah kakek Ela tanpa pemisi. 

Kakek Ela langsung bergegas mengerahkan tenaganya untuk melawan jika Maca menyerangnya, tetapi apalah daya kakek Ela yang sudah sangat tua tak mampu mengimbangi kekuatan Maca dan akhirnya kakek Ela pun mati. Sebelum kakek Ela menghembuskan napas terakhir kakek Ela berbicara kepada Maca, "kau tak akan menemukan apa pun nak, kau hanya akan menemukan kesia-siaan dan keserakahanmu akan memakan dirimu sendiri, hanya orang yang memiliki hati yang tulus, berjiwa dermawan dan suka menolonglah yang akan menemukan itu semua." 

Kata kakek Ela kepada Maca yang terkenal suka mencuri dan menguasai harta orang lain bahkan tak segan untuk menyakiti sesamanya. Sontak Maca semakin geram dan mengacak semua isi rumah kakek Ela, tapi tak satu pun yang ia temukan. Akhirnya ia pun pergi menyusul Owi dan teman-temannya untuk mengambil harta karun tersebut. 

Owi beserta teman-temannya terus mengikuti arah jalan yang ada di peta, mereka sambil bersenandung kecil dan terus melangkah melewati rimbunnya pepohonan dengan riang tanpa mengenal rasa takut. Mereka melewati lembah-lembah dan anak sungai yang sangat jernih, tiba-tiba Owi berkata kepada teman-temannya, "teman-teman bagaimana kalau kita istirahat sejenak disini? Kita semua bisa makan dan minum untuk memulihkan tenaga kita kembali, kalian setuju?", tanya Owi kepada teman-temannya. 

Tani si Tando pun langsung menjawab, "ah, iya benar kita istirahat dulu sambil mengisi perut kita teman-teman biar kita bisa berperang eh maksudku melawan jika ada musuh hehehe.", ujar Tani sambil cengar-cengir ke teman-temannya. "Hmmm... betul juga ya, dan kebetulan perutku juga sudah keroncongan nih.", kata Aji dan Suri berbarengan sambil malu-malu karena perut mereka berbunyi kerucuk-kerucuk ketika menjawab pertanyaan tadi. 

Mereka semua pun makan, minum dan istirahat sejenak sambil melihat peta yang pernah dibikin oleh kakek Ela dan Kakek Owel. Setelah mereka rasa sudah cukup untuk beristirahatnya, Owi dan teman-temannya kembali melakukan perjalanan. Perjalanan yang mereka lalui semakin mencekam, pepohonan menjulang tinggi dan sangat rapat sekali antara pohon yang satu dengan yang lainnya, tapi itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk menyelesaikan misi yang tertunda kakek Ela dan kakek Owel yang sudah meninggal. Mereka tidak tahu bahwa kakek Ela pun juga sudah meninggal karena ulah Maca yang sangat rakus dan tamak. 

Tiba-tiba Aji berhenti dan berbicara sangat pelan sekali, "teman-teman sepertinya aku mendengar suara langkah kaki lain nih.., hanya saja aku kurang tahu itu langkah kaki dari hewan apa. Kita sepertinya harus waspada seperti yang di nasihati oleh kakek Ela pada saat beliau mengajari kita." Kata Aji kepada semua teman-temannya. 

Suri pun yang berada di punggung Aji langsung berbicara, "hmmm... bagaimana jika aku terbang sedikit lebih tinggi agar aku dapat melihat langkah kaki milik siapa itu?, apakah kalian setuju teman-teman?" Tanya Suri kepada teman satu timnya.

 "Ah... ide yang bagus itu suri, kalau begitu kamu terbanglah sedikit lebih tinggi tapi ingat kamu juga harus berhati-hati karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Dan bagaimana kalau kita pakai kode teman-teman? Kalau itu hewan besar dan buas kamu bersiullah dua kali, jika hewan kecil yang tidak jahat atau buas kamu bersiul satu kali, dan jika terdapat suatu jebakan serta sekelompok hewan buas bersiullah tiga kali agar kami mengetahuinya juga." Kata Owi kepada Suri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun