"Tek tek tek tek" suara nyaring yang tidak asing lagi di dengar oleh masyarakat saat ini, baik di pagi, siang, sore, maupun malam hari. Suara tersebut berasal dari permainan lato-lato yang kini sedang populer di Indonesia. Lato-lato adalah dua bola berukuran kecil yang disambungkan dengan dua untai tali. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa, selebritis, hingga Presiden Joko Widodo juga tidak mau kalah untuk memainkan lato-lato. Cuplikan video yang diunggah oleh akun instagram pribadi Gubernur Jawa Barat, Ridwan kamil (@ridwankamil) memperlihatkan Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Barat tersebut memainkan lato-lato.
Di tengah keramainnya yang sedang digemari oleh seluruh kalangan masyarakat, ternyata permainan lato-lato memiliki histori di dalamnya. Jadi, dari mana asal mula permainan lato-lato? Dilansir dari Quartz, Permainan lato-lato berasal dari Negeri Paman Sam, julukan negara Amerika Serikat yang sudah dimainkan sejak tahun 1960-an, permainan ini dinamakan clackers, click-clacks, atau knockers. Pada tahun 1970-an, clackers berhasil tersebar hampir ke seluruh dunia, bahkan terdapat kompetisi tahunan di India yang diselenggarakan bagi pemain clackers. Namun, bahannya yang terbuat dari tempered glass atau kepingan kaca dinilai berbahaya. Oleh karena itu, permainan ini sempat mendapatkan peringatan dari Food And Drug Administration, badan keamanan Amerika Serikat pada saat itu. Bahkan, diberhentikan karena memuat bahan kimia atau radioaktif yang rentan terbakar.
Di Indonesia ternyata permainan lato-lato juga sudah ada sejak tahun 1990-an. Kata lato-lato sendiri berasal dari bahasa suku Bugis, yaitu kajao-kajao dan kini menjadi populer kembali di kalangan masyarakat. Seiring berkembangnya zaman, bahan dasar pembuatan lato-lato dibuat dengan plastik polimer karena dipandang lebih aman. Namun, harus tetap hati-hati saat memainkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H