Mohon tunggu...
Laura Agustin
Laura Agustin Mohon Tunggu... Ahli Gizi - mahasiswa

hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bukti Keberhasilan Evaluasi Kurikulum pada Kurikulum Merdeka

2 Desember 2023   12:10 Diperbarui: 2 Desember 2023   12:17 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Evaluasi bukan lagi merupakan hal yang asing dalam kehidupan masa sekarang, apalagi dalam dunia pendidikan. Istilah evaluasi mempunyai padanan kata dalam bahasa Indonesia, yaitu penilaian. Salah satu cara untuk memperbaiki proses pendidikan yang paling efektif ialah dengan mengadakan evaluasi tes hasil belajar. Hasil tes itu diolah sedemikian rupa sehingga dari hasil pengolahan itu dapat diketahui komponen-komponen manakah dari proses belajar-mengajar itu yang masih lemah.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak bisa di jauhkan dalam segi kehidupan manusia. Karena adanya pendidikan seseorang akan mendapatkan sebuah ilmu pengetahuan. Suatu pendidikan ialah suatu hal yang paling penting dalam berbagai segi pemahaman bangsa Indonesia untuk membuat suatu peningkatan seperti ilmu dan wawasan dengan berilmu seseorang maka dapat meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas.

Pembahasan

Suryaman, (2020) mengemukakan suatu pendapat bahwa kurikulum merupakan "ruh" pendidikan yang harus dievaluasi secara inovatif, dinamis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEKS, kompetensi yang diperlukan masyarakat dan pengguna lulusan.

Seiring perkembangan zaman maka kehadiran kurikulum 13 ini bisa menjadi harapan serta bisa melengkapi suatu yang kurang dari kurikulum sebelumnya. K13 atau kurikulum 2013 disusun untuk bisa mengembangkan dan memperkuat suatu sikap, pengetahua, danketerampilan dengan berimbang. 

Kurikulum 13 ini melakukan suatu penekanan dalam segi belajar yang ditujukan untuk penguatan pengetahuan serta keterampulan yang bisa mengembangkan sifat, spritual, dan sosial sesuai dengan karakter pendidikan agama islam serta budi pekerti. Hal ini bisa menjadi harapan akan menciptakan budata keagamaan di lingkungan pendidikan khususnya sekolah.

Hal ini pula sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional yang memiliki tujuan untuk mengembangkan suatu potensi bagi siswa supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhanya Yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sejalan dengan berjalannya waktu mulai tahun 2022 hingga 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan tiga opsi kurikulum yang bisa dilaksanakan oleh satuan pendidikan yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. Kurikulum darurat ialah suatu penyederhanaan dari kurikulum 13 yang mulai diterapkan pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19. Kurikulum prototipe ialah suatu kurikulum berbasis kompetensi hal ini dilakukan karena untuk memulihkan suatu pembelajaran karena terjadinya covid 19 maka pemerintah menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) (Wiguna et al., 2022).

Kemudian pada akhirnya terjadilah suatu perubahan pada kurikulum dan muncul lah kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka.Kurikulum Merdeka ialah nama baru dari kurikulum prototipe yang resmi diluncurkan oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Untuk saat ini lembaga pendidikan masih bisa memilih sendiri kurikulum mana yang akan mereka gunakan di sekolah mereka masing-masing. Satuan pendidikan diberikan pilihan dalam memilih kurikulum yaitu kurikulum 2013, ataupun kurikulum merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun