Mohon tunggu...
Laudza Prasetyo
Laudza Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, saya adalah mahasiswa di salah satu PTKIN di Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menghadapi Tantangan Komunikasi Udara dengan Teknologi IP Modern

18 September 2024   14:11 Diperbarui: 18 September 2024   14:13 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghadapi Tantangan Komunikasi Udara dengan Teknologi IP Modern

Perkembangan teknologi komunikasi udara-ke-darat dalam dunia penerbangan telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi industri penerbangan adalah menjaga komunikasi yang andal dan aman antara pesawat dan pengontrol lalu lintas udara, terutama di wilayah dengan trafik udara tinggi atau area terpencil. Sistem komunikasi suara tradisional yang menggunakan frekuensi radio VHF dan HF sering kali mengalami keterbatasan, seperti kebutuhan garis pandang (line of sight), kerentanan terhadap gangguan interferensi, serta masalah kualitas suara yang dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan. Sebagai contoh, EUROCONTROL (2016) mencatat bahwa sistem komunikasi suara rentan terhadap kesalahan akibat penutupan mikrofon atau transmisi yang terblokir karena penggunaan frekuensi yang bersamaan.

Dalam konteks ini, makalah yang ditulis oleh Sergun zmen, Raouf Hamzaoui, dan Feng Chen pada tahun 2024 memberikan wawasan penting terkait adopsi teknologi data link berbasis IP sebagai solusi masa depan bagi komunikasi udara-ke-darat. Artikel ini menggarisbawahi bahwa solusi berbasis teks dan IP lebih unggul dalam hal kapasitas, kontinuitas layanan, dan efisiensi operasional dibandingkan dengan sistem berbasis suara. Teknologi seperti Aeronautical Mobile Airport Communication System (AeroMACS) dan L-band Digital Aeronautical Communications System (LDACS) menawarkan harapan besar dalam menangani kebutuhan trafik udara yang semakin meningkat, terutama dengan prediksi bahwa sistem saat ini tidak akan mampu menampung beban komunikasi pada dekade mendatang (Eurocontrol European Aviation, 2018).

Namun, meskipun potensi teknologi ini terlihat menjanjikan, ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah masalah manajemen mobilitas IP, di mana pesawat harus tetap terhubung secara konstan saat berpindah antar jaringan dan wilayah kontrol. Ini menjadi fokus utama penelitian, di mana zmen et al. (2024) menilai bahwa teknologi Mobile IPv6 dan teknik mitigasi lainnya perlu terus dikembangkan untuk memenuhi persyaratan aplikasi aeronautika modern.

***

Artikel yang ditulis oleh Sergun zmen, Raouf Hamzaoui, dan Feng Chen (2024) memberikan analisis mendalam tentang berbagai teknologi komunikasi berbasis IP yang dapat digunakan dalam sistem manajemen lalu lintas udara. Mereka menggarisbawahi bahwa komunikasi berbasis IP menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem tradisional, seperti kapasitas jaringan yang lebih besar, pengurangan kesalahan komunikasi, dan potensi peningkatan keamanan penerbangan. Sebagai contoh, AeroMACS, salah satu teknologi yang disorot, memiliki kemampuan untuk menyediakan kapasitas komunikasi sebesar 1 Mbps dalam kondisi mobilitas (Liu et al., 2019), menjadikannya solusi ideal untuk komunikasi di sekitar bandara.

Salah satu poin penting dalam penelitian ini adalah tantangan terkait manajemen mobilitas IP. Dalam lingkungan penerbangan, pesawat sering berpindah dari satu jaringan ke jaringan lainnya, terutama ketika melintasi wilayah kontrol udara yang berbeda. zmen dkk. (2024) menunjukkan bahwa solusi seperti Mobile IPv6 (MIPv6) dan Network Mobility (NEMO) dapat membantu mengatasi tantangan ini dengan memungkinkan pesawat untuk mempertahankan konektivitas tanpa gangguan. Namun, teknologi ini masih menghadapi beberapa masalah, termasuk overhead sinyal yang berlebihan dan keterlambatan saat handover (Graupl et al., 2009). Menurut penelitian, handover dalam skenario Mobile IP saat ini dapat menyebabkan keterlambatan hingga beberapa puluh detik, yang bisa menjadi kritis dalam situasi penerbangan (Schreckenbach et al., 2008).

Selain itu, artikel ini juga menyoroti masalah keamanan yang melekat pada penerapan komunikasi berbasis IP dalam sistem penerbangan. Migrasi dari protokol OSI berbasis aeronautika ke protokol IP membuka peluang untuk serangan dunia maya, mengingat protokol IP lebih luas digunakan dan lebih rentan dibandingkan dengan protokol aeronautika tradisional. Untuk mengatasi hal ini, implementasi enkripsi IPsec dan otentikasi berbasis Public Key Infrastructure (PKI) sangat direkomendasikan. zmen et al. (2024) menekankan bahwa tanpa keamanan yang memadai, penggunaan IP dalam penerbangan dapat meningkatkan risiko terhadap keamanan penerbangan global.

Dengan demikian, salah satu rekomendasi utama dari penelitian ini adalah perlunya adopsi teknologi baru yang mendukung standar keselamatan internasional, terutama dalam hal manajemen mobilitas dan keamanan jaringan. Data dari ICAO (2011) juga mendukung pandangan ini dengan menyatakan bahwa masa depan komunikasi penerbangan bergantung pada penerapan jaringan berbasis IP yang aman dan efisien. Dalam hal ini, penelitian ini menjadi acuan penting bagi pemangku kepentingan industri penerbangan untuk mempercepat transisi menuju teknologi data link generasi berikutnya, mengingat prediksi bahwa sistem komunikasi saat ini tidak akan mampu menangani beban trafik udara pada tahun-tahun mendatang (Eurocontrol European Aviation, 2018).

***

Secara keseluruhan, artikel ini menawarkan wawasan berharga tentang masa depan komunikasi penerbangan berbasis IP. zmen dkk. (2024) berhasil menunjukkan potensi teknologi seperti AeroMACS dan LDACS dalam menangani tantangan yang dihadapi oleh sistem komunikasi udara-ke-darat saat ini. Meskipun solusi berbasis IP menawarkan berbagai keunggulan seperti kapasitas jaringan yang lebih besar dan peningkatan keamanan, penelitian ini juga menekankan bahwa masalah-masalah seperti manajemen mobilitas dan keamanan harus diselesaikan sebelum teknologi ini diimplementasikan secara luas. Dengan kata lain, industri penerbangan harus mempercepat upaya dalam mengembangkan dan mengadopsi teknologi IP ini untuk mendukung pertumbuhan lalu lintas udara yang pesat.

Implikasi dari penelitian ini sangat luas, khususnya bagi pemangku kepentingan dalam industri penerbangan. Dengan implementasi teknologi data link berbasis IP, tidak hanya keselamatan penerbangan yang akan meningkat, tetapi juga efisiensi operasional. Sistem yang lebih andal dan aman akan membantu mengurangi risiko kesalahan komunikasi, yang pada akhirnya meningkatkan keselamatan penumpang dan awak pesawat. Selain itu, dengan prediksi peningkatan lalu lintas udara global hingga 50% pada tahun 2030 (Federal Aviation Administration, 2020), kebutuhan akan teknologi komunikasi yang lebih kuat dan lebih dapat diandalkan menjadi sangat penting. Dengan memperhatikan tantangan dan rekomendasi dari penelitian ini, industri penerbangan berada di jalur yang tepat untuk mencapai sistem komunikasi masa depan yang lebih canggih dan efisien.

Referensi:

zmen, S., Hamzaoui, R., & Chen, F. (2024). Survey of IP-based air-to-ground data link communication technologies. Journal of Air Transport Management, 116, 102579. https://doi.org/10.1016/j.jairtraman.2024.102579

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun