Mohon tunggu...
Laudza Prasetyo
Laudza Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, saya adalah mahasiswa di salah satu PTKIN di Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jalur Saraf Bersama: Mengapa Putus Cinta dan Cedera Fisik Sama-sama Menyakitkan

18 September 2024   00:51 Diperbarui: 18 September 2024   00:55 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Implikasi dari penelitian ini sangat luas, terutama dalam ranah kesehatan mental. Dengan mengakui bahwa rasa sakit sosial mempengaruhi otak sama seperti rasa sakit fisik, kita dapat mengembangkan pendekatan terapi yang lebih holistik untuk mengatasi masalah seperti depresi, kecemasan, dan trauma emosional. Terapi berbasis otak, seperti neurostimulasi atau intervensi kognitif yang ditargetkan, bisa menjadi lebih relevan dalam menangani trauma sosial. Dengan meningkatnya prevalensi masalah kesehatan mental global, penelitian ini menjadi dasar yang kuat untuk merancang intervensi yang lebih tepat guna, tidak hanya mengobati pikiran tetapi juga respons biologis di dalam otak. 

Referensi: 

Tchalova, K., & Eisenberger, N. I. (2015). How the brain feels the hurt of heartbreak: Examining the neurobiological overlap between social and physical pain. Brain Mapping: An Encyclopedic Reference, 3, 15--20. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-397025-1.00144-5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun