Pernahkah kalian merasa tidak bisa berhenti menggulir layar HP, bahkan saat berita-berita yang muncul membuat kalian merasa cemas atau stres? Jika iya, kemungkinan besar kalian sedang mengalami yang namanya Doomscrolling.Â
Istilah ini semakin populer di tahun 2024, merujuk pada kebiasaan menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial atau situs berita, menggulir terus menerus untuk melihat berita-berita negatif. Sayangnya, meski kita tahu kebiasaan ini kurang baik, sulit rasanya berhenti! Mari kita bahas mengapa doomscrolling bisa berbahaya dan bagaimana cara menguranginya.
Cerita: Malam Tanpa Akhir dengan Doomscrolling
Salah satu teman saya, Dika, sering mengalami kesulitan tidur di malam hari. Awalnya dia hanya membuka media sosial untuk melihat berita terbaru atau update teman-temannya, tetapi semakin lama, dia terjebak di berita-berita negatif, mulai dari bencana alam, kasus kriminal, hingga berita ekonomi yang memprihatinkan.Â
Akhirnya, tanpa sadar sudah berjam-jam dia menggulir layar, merasa makin stres dan bahkan sulit tidur. Esoknya, dia bangun dalam kondisi lelah dan cemas. Inilah salah satu dampak dari doomscrolling yang sering diabaikan banyak orang.
Doomscrolling tidak hanya membuat kita sulit tidur, tetapi juga bisa meningkatkan stres dan kecemasan, terutama jika kita terus-menerus terpapar berita yang membuat kita khawatir. Pada tahun 2024, banyak orang mulai sadar akan dampak negatif dari doomscrolling ini terhadap kesehatan mental.
Mengapa Doomscrolling Terjadi?Â
Doomscrolling sering terjadi karena sifat alami kita yang ingin mencari tahu apa yang terjadi di sekitar kita, terutama hal-hal yang berdampak pada keamanan atau kesejahteraan. Di satu sisi, kita ingin merasa siap menghadapi tantangan, tetapi di sisi lain, terlalu banyak berita buruk bisa memengaruhi mental kita. Beberapa faktor yang mendorong doomscrolling antara lain:
- Akses Berita yang Tak Terbatas: Di era digital, kita bisa mengakses berita dari berbagai sumber kapan saja. Sering kali, berita negatif lebih menarik perhatian, sehingga kita lebih sering melihat dan membaca berita semacam itu.
- Algoritma Media Sosial: Banyak platform media sosial menggunakan algoritma yang menampilkan konten berdasarkan ketertarikan pengguna. Jika kita sering membaca berita negatif, maka algoritma akan menampilkan lebih banyak konten serupa.
- Efek Ketagihan Digital : Doomscrolling juga berkaitan dengan efek ketagihan yang dipicu oleh notifikasi dan feed yang tak ada habisnya. Setiap kita membuka berita baru, kita merasa perlu untuk tahu lebih banyak, dan terus menerus tanpa sadar.
Dampak Doomscrolling pada Kesehatan Mental
Studi menunjukkan bahwa doomscrolling memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental kita. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di tahun 2024, orang yang terbiasa doomscrolling lebih rentan mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan gangguan tidur. Dampak lainnya termasuk:
1. Kecemasan Berlebihan: Terlalu banyak terpapar berita negatif dapat meningkatkan rasa cemas, terutama terhadap hal-hal yang sebenarnya di luar kendali kita.
2. Stres Berkepanjangan: Doomscrolling juga membuat kita merasa stres berkepanjangan karena selalu terpapar masalah-masalah dunia yang seakan tidak pernah selesai.
3. Kehilangan Produktivitas : Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk doomscrolling bisa mengurangi waktu yang seharusnya kita gunakan untuk hal-hal produktif, seperti bekerja atau beristirahat.
Bagaimana Mengatasi Doomscrolling?
Menghentikan doomscrolling memang tidak mudah, tetapi ada beberapa cara yang bisa membantu kita mengurangi kebiasaan ini:
- Batasi Waktu untuk Mengakses Berita: Tentukan waktu khusus setiap hari untuk membaca berita. Jangan membuka berita di luar jam tersebut agar tidak terjebak.
- Nonaktifkan Notifikasi Berita: Matikan notifikasi berita di ponsel agar tidak tergoda untuk membuka berita setiap saat.
- Filter Sumber Informasi: Pilih sumber berita yang terpercaya dan hindari berita yang terlalu sensasional atau bombastis.
- Lakukan Aktivitas Lain yang Menenangkan: Alihkan perhatian dengan melakukan aktivitas yang menenangkan, seperti meditasi, membaca buku, atau berjalan-jalan.
Doomscrolling adalah salah satu efek samping dari teknologi digital yang, jika tidak dikontrol, bisa berdampak buruk pada kesehatan mental kita. Di tahun 2024, sudah banyak studi yang menunjukkan betapa pentingnya mengelola kebiasaan mengakses berita agar tetap sehat secara mental. Kita semua memiliki kendali atas apa yang kita lihat dan baca di dunia maya, jadi mari mulai bijak dalam menggunakan media digital dan kurangi doomscrolling demi kesehatan mental yang lebih baik.
Semoga informasi ini bisa membantu kalian yang mungkin merasa kecanduan scrolling dan ingin mulai mengubah kebiasaan digital kalian!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H