Mohon tunggu...
Latisha Pramesti
Latisha Pramesti Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

XI IPS 2 SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Buku "Dream Lauch Project"

4 Maret 2021   18:27 Diperbarui: 4 Maret 2021   18:42 5434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Buku

Judul buku: Dream Lauch Project
Pengarang: Renita Nozaria
Penerbit: Bukune
Tahun terbit: 2020
Jumlah halaman: 421 halaman

Sinopsis Buku

Dream Launch Project menceritakan tentang Terry, seorang songwriter dan produser yang kehilangan semangat hidup setelah didiagnosis mengalami tinnitus serta kemungkinan kehilangan pendengaran secara total untuk seumur hidup. Selama ini, Terry sudah banyak kehilangan hal-hal penting di hidupnya. Dari semua kehilangan itu, Terry selalu berpikir jika setidaknya ia masih memiliki musik, sampai akhirnya dunia juga mau merampas hal itu darinya. Terry kehilangan satu-satunya hal yang ia punya.

Setelah percobaan bunuh diri yang Terry lakukan, ia diingatkan pada janji yang pernah ia buat dengan seseorang dari masa lalu. Janji tersebut mendorong Terry menggunakan kuasa yang ia miliki untuk menjadi guru honorer sekaligus wali kelas di sebuah sekolah. Dari sana, ceritanya dengan tiga siswa paling menonjol di kelas dimulai.

Jevais, Artajuna, dan Ezekiel adalah ketiga siswa itu. Terry pernah berkata, kalau hidup ini adalah salah satu bentuk keberanian. Manusia itu menakuti sesuatu yang tidak mereka ketahui, sesuatu yang tidak pasti. Sedangkan hidup itu sendiri tercipta dari milyaran ketidakpastian. Kalau begitu, bukankah hidup itu sendiri adalah bentuk keberanian kita?

Sejak pertemuan pertama mereka, Terry mencoba membantu Jevais, Artajuna, dan Ezekiel untuk berani hidup dalam ketidakpastian. Ia juga membantu ketiga muridnya untuk menemukan mimpi dan hal-hal yang bisa dijadikan alasan mereka untuk tetap hidup, seperti bagaimana Terry menemukan alasan untuk bertahan hidup dengan keberadaan Jevais, Artajuna, dan Ezekiel. Murid-muridnya itu adalah salah satu dari sedikit alasan mengapa Terry berubah pikiran dan merasa kalau hidup tidak semengerikan itu selama ia memiliki Jevais, Artajuna, dan Ezekiel.

Semuanya sudah baik-baik saja, sampai kemudian terjadi suatu peristiwa tidak terduga yang membuat Terry harus berani mengambil keputusan sulit, semata-mata supaya ia bisa memastikan bahwa kedepannya hidup Jevais akan baik-baik saja. Pada akhirnya, Terry tetap mengambil keputusan tersebut meskipun sebetulnya Terry tahu, kalau Jevais tidak akan suka dengan keputusan yang ia ambil.

Kelebihan Buku

Penokohan dalam novel ini diceritakan dengan baik, setiap tokoh sentral memiliki cerita dan masalahnya masing-masing, meskipun kisah utama mereka saling berhubungan. Semua tertuang rapi dan tiap tokoh mendapatkan jatah yang sama rata tanpa diskriminasi.

Walaupun diceritakan dengan narasi yang ringan dan dialog khas anak remaja, amanat dalam novel ini tetap dapat sampai ke pembaca. Sementara dari segi alur, novel ini memiliki alur yang kompleks dan tidak mudah ditebak. Saya jarang menemukan novel yang menceritakan kisah tentang guru dan murid, namun  novel ini mampu menyajikan kisah tersebut dengan apik dan tidak membosankan. Setiap pembaca seolah diajak untuk tertawa dan menangis secara bersamaan.

Kekurangan Buku

Klimaks yang berada hampir di akhir buku menyebabkan penyelesaiannya terburu-buru dan hanya fokus pada salah satu tokoh. Hal ini membuat bagian akhir novel terasa sangat cepat dan kurang detail dalam menjelaskan tokoh-tokoh lainnya.

Rekomendasi

Buku ini sangat direkomendasikan untuk para remaja maupun dewasa karena alur ceritanya yang seru dan tidak mudah ditebak. Meskipun ditulis dengan bahasa yang ringan, amanat dalam buku ini tetap dapat tersampaikan dengan baik. Saat membaca novel ini, pembaca seolah diajak untuk tertawa kemudian menangis di saat yang bersamaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun