Tsunami es merupakan salah satu fenomena alam yang sangat langka dan jarang terjadi. Fenomena ini dinamakan tsunami es lantaran terdapat gundukan es tinggi serupa tsunami yang membeku di sejumlah bibir pantai, sungai, dan danau. Pada awalnya, fenomena langka ini dianggap misterius oleh berbagai kalangan. Namun, studi terbaru mengungkapkan jika tsunami es dapat terjadi jika tiga kondisi terpenuhi, di antaranya lautan beku yang hampir mencair, kekuatan angin yang mendorong lapisan es tersebut, dan garis pantai yang landai.
Secara singkat, tumpukan bongkahan es itu disebabkan oleh angin, arus, perubahan suhu dan faktor-faktor lain yang mendorongnya hingga ke daratan. Fenomena tsunami es dapat terjadi ketika angin kencang berhembus langsung ke danau, pantai, maupun sungai yang landai. Semakin landai lereng, maka semakin jauh air mendorong bongkahan es tersebut menuju daratan.
Lazimnya, bongkahan es banyak tercipta di musim semi ketika danau beku mulai mencair. Selama masa peralihan ini, es biasanya akan mengambang bebas di danau dan hanya menghadapi sedikit gesekan atau hambatan. Oleh karenanya, tatkala angin bertiup dengan kencang dan terus-menerus, bongkahannya akan selekasnya bergerak ke tepian.
Tiupan angin yang terus-menerus selama beberapa jam itu akan membuat es bergerak menuju bibir pantai, sungai, atau danau. Angin yang kencang dan konstan itu membawa dan mendesak es masuk ke daratan sampai cukup banyak gesekan yang dapat menahan angin untuk mendorongnya. Gesekan tanah menyebabkan aliran bongkahan melambat sebelum akhirnya tertahan. Saat bongkahan sudah berada di daratan, gesekan tanah menyebabkan es menumpuk ke atas dan membentuk gundukan tinggi seperti tsunami.
Peristiwa tsunami es tersebut adalah fenomena alam yang unik dan dianggap langka karena belum tentu terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama. Tidak hanya unik dan langka, tetapi fenomena ini juga berbahaya. Andrew Futrell, administrator Geographic Information Systems (GIS) atau Sistem Informasi Geografis di North Carolina State University, mengatakan tsunami es ini sanggup melibas bangunan-bangunan dan menyebabkan banjir jika mencair.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H