Sudah menjadi rahasia umum kalau McDonald's adalah pesaing Burger King dalam menjual makanan cepat saji, bahkan keduanya sering terlibat perang dingin. Nah, untuk memperingati Hari Perdamaian pada tahun 2015 lalu, Burger King mengajak McDonald's untuk melakukan gencatan senjata dalam "perang burger" yang sudah berlangsung sejak lama itu.Â
Tidak hanya itu, Burger King juga mengajak pesaingnya itu untuk berkolaborasi menciptakan McWhopper, yakni perpaduan Big Mac yang menjadi produk unggulan McDonald's dan Whopper, produk unggulan Burger King. Sayangnya ajakan untuk berdamai tersebut ditolak oleh pihak McDonald's lewat media sosial mereka. Meskipun ditolak, Burger King tetap mendapatkan keuntungan berupa brand awareness dari campaign perdamaian ini.Â
2. Mengajak Konsumen Membeli Produk Kompetitor
Beberapa waktu yang lalu, media sosial sempat dihebohkan dengan postingan Burger King yang mengajak konsumen untuk membeli produk kompetitor seperti KFC, Wendy's, Pizza Hut, hingga Warteg (warung tegal).Â
"Apa Burger King nggak rugi mengajak konsumennya membeli produk kompetitor?"
Alih-alih dirugikan, Burger King justru meraih keuntungan, lho. Postingan ini berhasil meraih perhatian banyak orang dan akhirnya menjadi viral. Kamu bisa lihat dari banyaknya jumlah komentar dan tag yang dibagikan oleh antar sesama pengguna di  media sosial.Â
Dilansir dari Kata Data, Pengajar Brand dari Universitas Multimedia Nasional (UMN), Trihadi Purdiawan Erhan mengatakan bahwa, campaign yang hadir sebagai bentuk dukungan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, mampu menarik banyak simpati publik yang menghasilkan exposure (pengetahuan target market terhadap produk atau jasa sebuah perusahaan) cukup besar untuk perusahaan. Â
Apalagi pengguna media sosial secara sukarela membagikan postingan Burger King, yang secara langsung akan meningkatkan brand awareness restoran itu juga. Selain itu Burger King juga mendapatkan citra yang positif di mata publik.Â
3. Membuat Video Campaign Pembusukan Burger Mereka