Mohon tunggu...
LatihID
LatihID Mohon Tunggu... Lainnya - Platform Pengembangan UMKM

Platform e-learning (electronic learning) yang menyediakan pelatihan berkualitas untuk meningkatkan kualitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia. www.latihid.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Product Life Cycle: Jawaban Kenapa Banyak Produk yang Hilang

20 Maret 2021   12:05 Diperbarui: 25 Maret 2021   13:16 3795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue-kue artis | Sumber foto: tribunnews.com

Adakah di antara kamu yang masih ingat dengan kue artis kekinian yang sempat viral beberapa tahun yang lalu?

Sudah pernah coba? Atau belum pernah, tapi pas mau dicobain, eh outletnya sudah tutup. Jadi, awal kemunculan kue artis kekinian tersebut dikabarkan bisa menggerus toko-toko kue kecil yang sudah ada sejak lama. Tapi, ternyata sebaliknya. Kue-kue artis tersebut malah menghilang, akun media sosialnya pun sudah tidak update lagi, dan bahkan beberapa outlet sudah ditutup.

Kok bisa begitu, ya?

Inilah yang dinamakan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) yaitu sebuah konsep yang menggambarkan perjalanan yang dilalui oleh suatu produk, mulai dari diperkenalkan ke pasaran hingga akhirnya menghilang dari pasaran dan digantikan dengan yang baru. 

Nah, setiap produk punya siklus hidupnya masing-masing. Kalau kamu seorang pebisnis atau product manager di sebuah perusahaan, mengetahui dan memahami siklus hidup produk ini menjadi hal yang penting, apabila kamu ingin menjalankan bisnis dalam jangka panjang. Selain itu, mempelajari siklus tersebut juga akan sangat membantu kamu dalam menetapkan strategi pemasaran yang tepat sasaran.

Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)

Kurva product life cycle | Sumber foto: kajianpustaka.com
Kurva product life cycle | Sumber foto: kajianpustaka.com

Sama halnya dengan manusia dan hewan yang memiliki beberapa tahapan dalam hidupnya, sebuah produk juga memiliki hal yang sama dan setiap tahapan itu masing-masing memiliki strategi pemasaran yang berbeda-beda. Berikut 4 tahapan siklus hidup produk.

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

Sesuai dengan namanya, pada tahap ini produk mulai diperkenalkan ke pasar sehingga tak heran kalau di tahap ini kamu harus mengeluarkan budget yang cukup besar, terutama pada kegiatan promosi. Kenapa? Karena pada tahap ini, kamu harus menginformasikan produk kepada konsumen dan menarik minat distributor agar mau memasarkan produkmu.

Di tahap ini, kamu juga bisa menganalisis bagaimana respon konsumen terhadap produk yang baru saja kamu keluarkan. Meskipun budget yang dikeluarkan cukup besar, namun hal ini berbanding terbalik dengan omset yang diperoleh. Dilansir dari Elite Marketer, biasanya omset yang diperoleh masih rendah karena market yang masih kecil sehingga produk yang dijual juga masih sedikit. 

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)

Pada tahap ini produk mulai dikenal dan banyak digunakan oleh konsumen sehingga kegiatan promosi sudah tidak seagresif pada tahap pengenalan (introduction), dan volume penjualan juga mulai naik. Melihat adanya peluang pasar yang cukup menjanjikan justru mengundang pesaing untuk masuk ke pasar sehingga persaingan akan semakin ketat. 

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)

Kalau dilihat dari kurva siklus hidup produk, tahapan ini berada pada titik kurva yang paling tinggi karena pada tahap ini produk semakin dikenal banyak orang. Sehingga permintaan dan penjualan terhadap produk pun semakin meningkat. Tapi, persaingan di tahapan ini juga semakin meningkat. Semakin banyak jumlah pesaing ini menyebabkan persaingan harga juga akan semakin ketat dan pesaing yang lemah perlahan akan mulai tersingkirkan dari kompetisi

4. Tahap Penurunan (Decline)

Dalam tahap ini, penjualan produk mulai mengalami penurunan. Penurunan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari konsumen yang merasa jenuh dengan produk yang ditawarkan, munculnya produk subtitusi/pengganti, hingga perkembangan teknologi yang semakin pesat. 

Penjualan yang semakin menurun ini, akhirnya membuat perusahaan harus menarik produknya dari pasaran dan menggantikannya dengan produk baru atau melakukan inovasi pada produk yang lama. 

Gimana, sudah paham belum dengan siklus hidup produk ini? Supaya kamu lebih paham, berikut contoh siklus hidup startup Gojek.

Contoh Product Life Cycle 

Gambar Gojek animasi | Sumber foto: blog.gojekengineering.com
Gambar Gojek animasi | Sumber foto: blog.gojekengineering.com

Siapa sih yang nggak tahu Gojek? Kayaknya hampir semua orang Indonesia tahu ya, dengan startup yang memiliki tagline #PastiAdaJalan ini. Nah, waktu awal berdiri, Gojek adalah perusahaan penyedia jasa layanan ojek yang baru memiliki 20 drive ojek online dan pemesanannya pun masih sangat sederhana yaitu melalui sistem Call Center, dan baru beroperasi di Jakarta saja. Kemudian, Gojek gencar melakukan berbagai promosi seperti memberikan diskon besar-besaran untuk penggunanya. Hingga akhirnya Gojek mulai dikenal dan banyak digunakan orang.

Melihat kesuksesan Gojek ini, satu per satu munculah pesaingnya seperti Grab, Smartjek, Bang Jek, dan masih banyak lagi. Untuk mempertahankan posisinya di pasar, Gojek semakin gencar melakukan promosi, memperbaiki kualitas produk, dan meningkatkan brand awareness. Kamu mungkin masih ingat dengan salah satu bentuk promosi Gojek yang sempat viral beberapa waktu yang lalu ini.

Iklan billboard Gojek | sumber : marketeers.com
Iklan billboard Gojek | sumber : marketeers.com

Yup! Billboard Curpen alias Curhatan Pendek yang dipasang di perempatan Kuningan, Jakarta pada tahun 2017. 

Tidak hanya gencar melakukan promosi, Gojek juga melakukan ekspansi ke berbagai kota di Indonesia. Alhasil, kita semua bisa menikmati layanan dari Gojek. Dengan melakukan ekspansi ini, semakin banyak orang yang menginstall aplikasi Gojek di smartphone agar bisa menikmati berbagai fasilitas pelayanannya. 

Apakah hanya itu saja usaha yang dilakukan Gojek? Nggak dong! Gojek saat ini telah melakukan ekspansi ke beberapa negara, seperti Vietnam, Thailand, dan Singapura.

Di tengah persaingan yang semakin ketat ini, Gojek juga terus melakukan inovasi pada produknya. Awalnya hanya ada layanan GoRide dan GoGar saja, tapi sekarang kita bisa menikmati layanan seperti GoFood, GoSend, GoPay, GoMart, dan masih banyak lagi. Terus berinovasi, adalah hal yang membuat Gojek masih bertahan di pasaran bahkan menjadi startup Decacorn pertama Indonesia. 

Penulis : Aqida Widya Kusmutiarani

Editor : Samantha Yohana Blessya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun