Berapa banyak orang yang rela mengantri panjang, demi segera mengganti gadget mereka saat produk-produk terbaru keluaran Apple resmi dirilis di pasaran? Hal ini tentunya sudah menjadi hal yang lumrah dan tidak aneh lagi, bahkan hampir di beberapa negara, bukan hanya di Indonesia saja.Â
Penjualan produk-produk Apple yang selalu luar biasa jumlahnya membuktikan bahwa ada lebih dari sekadar kualitas dan desain yang 'khas', yang bisa membuat brand rintisan Steve Jobs ini menjadi sangat diinginkan oleh banyak orang. Padahal, para brand kompetitornya seperti Samsung ataupun Xiaomi pun sudah meluncurkan gadget dengan kualitas yang tidak kalah canggih, tetapi hebatnya Apple berhasil membuat konsumen menganggap produk-produknya sebagai sesuatu yang berharga dan layak dimiliki.Â
Tahu nggak, sih, kenapa fenomena itu bisa terjadi? Itu karena Apple sudah berhasil membangun yang namanya brand equity.
Apa Itu Brand Equity?
Brand equity atau ekuitas merek merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan nilai yang diakui serta dimiliki oleh sebuah brand, berdasarkan gagasan bahwa brand yang kuat dan bereputasi lebih sukses.
Mengutip Investopedia, brand equity adalah nilai lebih yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan kompetitornya. Singkatnya, nilai (value) tersebut lah yang membuat sebuah brand atau perusahaan menjadi lebih dikenal oleh konsumen atau lebih 'berkesan'.Â
Seberapa Penting Brand Equity?
Ketika perusahaan membangun brand equity yang positif, berarti juga sedang menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumennya, salah satunya adalah membangun kesetiaan atau loyalitas pelanggan. Salah satu contoh brand equity yang dibangun dengan baik adalah merek mie instan terkenal di Indonesia, yaitu Indomie.
Berdasarkan data statistik tersebut, selama empat tahun berturut-turut Indomie tetap menempati posisi pertama dengan penjualan tertinggi untuk kategori mie instan dalam kemasan bag. Tentu saja ini bisa terjadi karena hampir semua orang telah mengenal bahkan mengasosiasikan mie instan itu sendiri sebagai Indomie, yang menjadikan merek ini menjadi lebih 'berkesan'.
Indomie sukses membangun brand equity yang baik sehingga konsumennya cenderung memilih membeli produk dari brand yang mereka percaya. Customer value yang positif ini penting karena akan meyakinkan konsumen untuk setia pada brand kesayangannya.
Satu hal lagi yang membuat brand equity menjadi penting untuk bisnis adalah tahan terhadap persaingan walau harga tinggi. Ya, contohnya seperti brand Apple yang sudah dibahas tadi. Walaupun saingannya seperti Xiaomi sudah menawarkan harga yang jauh lebih murah dengan kualitas yang bisa dibilang tidak jauh berbeda, nyatanya produk Apple selalu laku terjual dan membuat orang rela merogoh kocek lebih dalam untuk membelinya
Bagaimana Tahapan Membangun Brand Equity yang Baik?
Dalam membangun brand equity yang baik pun diperlukan cara-cara yang tepat dan konsistensi yang tinggi. Yuk, simak dulu 5 tahapan membangun brand equity untuk bisnismu:
1. Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Pada tahapan ini, brand perlu mengenalkan dirinya kepada target pasar atau calon konsumennya. Caranya beragam, mulai dari memasang iklan, mengikuti acara (event) atau pameran, sampai mengandalkan influencer (influencer marketing).
2. Brand Recognition (Pengakuan Merek)
Di tahap pengakuan ini, berarti pelanggan mulai familiar dengan sebuah brand dan mengenalinya baik itu secara online lewat internet dan media sosial, maupun melihatnya secara langsung di toko.
3. Brand Trial (Percobaan Merek)
Setelah konsumen sudah mengakui dan sadar akan kehadiran brand tersebut, maka kemungkinan mereka akan mencoba produk atau jasa yang ditawarkan.
4. Brand Preference (Preferensi Merek)
Di tahap ini, nasib sebuah brand akan ditentukan. Apabila pelanggan puas terhadap produk yang ditawarkan dan mendapatkan pengalaman yang baik dari brand tersebut, biasanya mereka akan memilih brand tersebut. Namun jika tidak, mereka bisa saja beralih pada brand kompetitor.
5. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)
Loyalitas merek atau brand loyalty menjadi tahapan terakhir dalam brand equity. Setelah konsumen mendapatkan serangkaian pengalaman yang baik dari suatu brand, mereka berpotensi untuk setia terhadap brand tersebut dan tidak akan berpaling kepada brand kompetitor. Bukan hanya itu, mungkin saja mereka juga akan merekomendasikan brand tersebut kepada orang lain.
Nah, kalau bisnismu sudah berhasil membangun dan mengelola brand equity dengan baik, maka potensinya untuk bertahan di pasaran juga cenderung tinggi, lho. Jadi, nggak usah takut usaha yang kamu jalankan akan kalah bersaing di pasaran. Eits, tentu saja harus dibarengi dengan produk yang berkualitas dan strategi marketing yang efektif, ya!
Penulis: Rismawardani Nooriza
Editor: Samantha Yohana Blessya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H