Mohon tunggu...
Latif Raiz
Latif Raiz Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Pelaksanaa di DPP Pertuni

Pria kelahiran Kabupaten Muara Enim, yang saat ini tinggal di Kota Jakarta. Pria yang sangat bersemangat, meski saat ini memiliki keterbatasan pada penglihatannya. Terbukti Ia mampu menempuh dan menyelesaikan S1 -nya dengan tepat waktu dan meraih cumlaude di Universitas Muhammadiyah Jakarta pada jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Yang saat telah bekerja di Dewan Pengurus Pusat Persatuan Tunanetra Indonesia (DPP Pertuni), yaitu organisasi kemasyarakatan tingkat nasional dalam pemberdayaan tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bukan Hal yang Mudah untuk Membangun Empati di Lingkungan Kerja? Berikut Cara Yang Bisa Dicoba!

4 Mei 2023   07:03 Diperbarui: 4 Mei 2023   08:00 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada banyak sekali skill yang harus dikuasai di dunia kerja. Selain keterampilan berkomunikasi, salah satu skill lain yang paling penting adalah empati. Pasalnya, skill ini akan membantu kita memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain di lingkungan kerja. Empati menjadi sikap yang perlu ditanamkan oleh setiap pekerja jika ingin menciptakan lingkungan kerja yang positif.

Supaya tidak salah penafsiran, yuk kita bahas sekilas mengenai pengertian dari empati.

 Berdasarkan pandangan Stein dan Howard (2002)

Teori empati dalam psikologi ialah kemampuan untuk menyadari, memahami dan menghargai perasaan dan pikiran individu lain. Teori empati dalam psikologi ialah peka terhadap apa, bagaimana dan seperti apa perasaan dan pikiran orang lain, sebagaimana kita ikut merasakan dan memikirkannya.

Diantara kita juga berpikir empati itu sama dengan simpati. Padahal empati dan simpati itu berbeda. Bila simpati lebih cenderung dekat dengan perasaan iba atau kasihan. Sedangkan dari penjelasan teori psikologi empati di atas, empati menggambarkan lebih mendalam dari pada simpati.

Orang yang memiliki empati dan peduli terhadap orang lain, maka ia memiliki kecerdasan emosional yang baik. Ia mampu memahami diri sendiri dan orang lain, serta mampu memberikan tanggapan yang tepat, dan mampu berhubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya.

Itulah mengapa sikap empati penting untuk ditanamkan di lingkungan kerja. Sebab, ketika memiliki rasa empati, maka otomatis Anda turut membangun hubungan yang harmonis antar rekan kerja, baik dari pimpinan ke karyawan ataupun sebaliknya.

Lingkungan kerja akan terasa nyaman, karena antar pekerja memahami perasaan dan turut serta untuk merasakan apa yang rekan kerja rasakan. Sesama pekerja saling memotivasi dan tidak ada pikiran untuk menciptakan lingkungan yang toxic sehingga produktivitas pun kian meningkat. Bagi pemimpin, empati juga penting untuk membuat karyawannya merasa lebih nyaman bekerja dengannya.

Terkadang bukan hal yang mudah untuk membangun empati di lingkungan kerja. Namun bukan berarti tidak bisa ya. Berikut beberapa cara yang bisa Anda coba terapkan.

1. Perlakukan orang lain dengan baik

Jangan merasa memiliki kekuasaan, sehingga pimpinan memerintah dan menugaskan karyawannya dengan perlakuan kasar dan seenaknya saja. Sesama pekerja juga, jangan saling merasa pintar mengerjakan suatu tugas, sehingga berperilaku merendahkan rekan kerjanya yang lain. Terapkanlah rasa sopan santun sebagai bentuk menghargai karyawan atau rekan kerja.

Memiliki empati juga berarti memperlakukan orang lain dengan baik, sebagaimana kita ingin juga diperlakukan dengan baik. Yakinlah saat Anda memperlakukan orang lain dengan baik, mereka pun akan segan dan memperlakukan Anda dengan baik pula. Dengan begitu, empati adalah sikap yang akan membangun hubungan dengan karyawan atau rekan kerja terjalin dengan harmonis.

2. Belajar mendengarkan dengan baik dan hati-hati

jika seseorang datang ke meja  Anda untuk bercerita tentang masalahnya, Anda sebagai rekan kerja atau pemimpin harus mampu mendengarkan dengan baik dan hati-hati disertai pikiran terbuka. Hanya dengan cara ini yang dapat memahami seluruh pesan yang disampaikan oleh orang tersebut. Cobalah untuk berada di perspektif mereka, terutama bila mereka bercerita mengenai hal yang mampu memecah belah dua kelompok. Anda tidak perlu mendukung sepenuhnya dari orang tersebut, tetapi lihatlah dari point-point yang disampikan.

3. Bangun komunikasi terbuka

Komunikasi terbuka juga sebagai cara membangun empati di lingkungan kerja. Saat tim dengan bebas mengkomunikasi masalahnya, tentu Anda jadi mengetahui permasalahan mereka dan lebih   mudah memahami situasi mereka. Sebaliknya komunikasi yang tertutup antar pekerja dan atasan hanya akan menyisakan rasa frustasi.

Ketika karyawan atau rekan kerja menceritakan suatu persoalan, dengarkanlah dengan baik apa yang disampaikan. Tidak hanya menjadi pendengar yang baik, tetapi juga harus mampu mengetahui Bahasa tubuh dari lawan bicara. Apakah intonasi suara atau raut muka mereka sedang sedih, marah, atau takut? Hindari memberikan pertanyaan atau memberikan argumen sebelum dipersilahkan. Dengan begitu Anda bisa memahami apa yang dirasakan lawan Anda dan bisa turut berempati.

Itulah pentingnya memiliki sikap empati, berikut dengan cara membangunnya di lingkungan kerja. Silahkan dicoba ya ...

Ditulis Oleh M. Latif Raiz

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun