Mohon tunggu...
Latif Raiz
Latif Raiz Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Pelaksanaa di DPP Pertuni

Pria kelahiran Kabupaten Muara Enim, yang saat ini tinggal di Kota Jakarta. Pria yang sangat bersemangat, meski saat ini memiliki keterbatasan pada penglihatannya. Terbukti Ia mampu menempuh dan menyelesaikan S1 -nya dengan tepat waktu dan meraih cumlaude di Universitas Muhammadiyah Jakarta pada jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Yang saat telah bekerja di Dewan Pengurus Pusat Persatuan Tunanetra Indonesia (DPP Pertuni), yaitu organisasi kemasyarakatan tingkat nasional dalam pemberdayaan tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelukan yang Tak Ingin Kulepas

27 April 2023   15:40 Diperbarui: 27 April 2023   15:41 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menggambarkan kasih saying tak ada batas.

Menggambarkan cinta yang begitu luas.

Menggambarkan harapan yang begitu lugas.

Hanya bisa kuraih dari pelukan yang tak ingin Ku lepas.

Pelukan yang memberikan  ...

Kehangantan  yang tak bisa ku lupa.

Ketenangan yang selalu ingin kurasa.

Yang selalu memberikan kerinduan tiada tara.

Sungguh pelukan yang tak ingin ku lepas.

Mamah ...

Itulah pelukan mu .

Dari satu pelukan berjuta makna.

Dari satu pelukan berjuta cinta.

Dari satu pelukan berjuta cerita.

Yaitu Dari satu pelukan yang tak ingin ku lepas .

Mah, tahukah ...

Meski aku telah dewasa .

Aku selalu ingin merasakan pelukan itu.

Untuk membawaku ke surga-Nya.

Untuk membawaku ke restumu.

Dan menjadikan keberkahan dalam hidupku.

Mamah ...

Dari pelukanmu

Engkaulah malaikatku

Cinta kasihku

Selamanya, takkan pernah terganti.

Aku selalu bangga mempunyai wanita yang luar biasa sepertimu mah ...

Tolong doakan aku selalu,

Agar selalu menjadi kebanggaanmu.

Serta seperti yang kau harapkan, untuk selalu berbakti kepadamu.

Mah ...,

maafkan aku ...

Bila aku selalu merepotkanmu.

Selalu menjadi beban pikiranmu.

Sedangkan, Tenaga dan waktu selalu kau korbankan untukku.

Namun terkadang, Aku masih saja lupa pada dirimu.

Mamah ...

Sungguh bila ku belum bisa sempurna untukmu.

Tolong jangan kau lepaskan pelukanmu.

Aku selalu masih butuh pelukanmu.

Terima kasih mamah.

Kaulah pelukan yang tak ingin ku lepas.

Penulis : M. Latif Raiz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun