Pikiran yang positif akan mengalirkan energi yang positif terhadap tubuh. Hal itu juga berpengaruh pada apa yang kita lakukan. Seperti yang sudah saya katakan. Bahagia bagi saya adalah saat melihat orang lain bahagia. Kalimat itu mengandung pengertian bahwa ada sesuatu yang mesti diperjuangkan atau dikorbankan.Â
Sebagai contoh, saya bahagia jika melihat orang tua bahagia. Bahagianya mereka (orang tua) adalah ketika, misalnya, melihat anak-anak saya pintar sekolah. Maka, saya pun harus memperjuangkan agar anak-anak saya rajin belajar supaya pintar sekolah. Itu pula artinya, saya harus mengorbankan waktu saya sebagai orang tua untuk memberi pengajaran yang lebih. Anak-anak pun demikian. Harus rela membagi waktu bermain misalnya.
Bahagia jangan melulu dimaknai sesuatu yang spektakuler. Sebagai contoh menyantuni orang-orang kurang mampu secara ekonomi. Bagus, jika kita mau dan mampu. Namun, sesungguhnya, banyak sekali hal-hal kecil di dalam diri kita yang bisa kita bagi untuk orang lain. Dari situlah, kita bisa lebih mengenal diri kita sendiri. Dan itu akan membuat hidup kita semakin berarti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI