Mohon tunggu...
Latif Lf
Latif Lf Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Insan muda yang berusaha menjadi Indonesia seutuhnya :)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Startup Pertanian, Solusi Regenerasi Petani dengan Pendekatan Teknologi

8 Mei 2019   07:18 Diperbarui: 8 Mei 2019   08:34 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2 Jumlah Kepala Rumah Tangga Petani berdasarkan Kelompok Umur (dokpri)

Masih Ingat dengan Petikan lagu dari Koes Plus ini  ? "orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman" rasanya sudah sangat cukup untuk menggambarkan betapa suburnya lahan di Indonesia. 

Ribuan hektar hutan dan pertanian menghiasi hijaunya pulau-pulau di Indonesia. Namun alangkah sia-sia jika anugerah tersebut tidak dapat memberikan penghidupan layak bagi bangsanya.

Indonesia merupakan negara agraris dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015, jumlah petani mencapai 44 % dari total angkatan kerja di Indonesia atau sekitar 47 juta jiwa, sehingga terlihat bagaimana Negara Indonesia penduduknya hampir sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. 

Namun diantara angka tersebut menurun hingga pada data terbaru tahun 2018 BPS melansir, pekerja di sektor pertanian tercatat 35,7 juta orang atau 28,79 persen dari jumlah penduduk bekerja 124,01 juta jiwa, sehingga dalam kurun waktu 3 tahun berkurang sampai 12 Juta orang.  

Diantara jumlah angkatan kerja pertanian ini  berdasarkan data Sensus Pertanian bahwa Kelompok Umur Rumah Tangga Petani mayoritas  yaitu hampir 83 % diatas 35 Tahun. dan hanya sekitar 17  % untuk range usia dibawah 34 Tahun.

Gambar 2 Jumlah Kepala Rumah Tangga Petani berdasarkan Kelompok Umur (dokpri)
Gambar 2 Jumlah Kepala Rumah Tangga Petani berdasarkan Kelompok Umur (dokpri)

 
Berbicara Sumber daya Manusia, kita tidak akan lepas dari peradaban dan kemajuan zaman, salah satunya adalah adanya Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang kian pesat telah membuka sebuah era baru, yakni era Revolusi Industri 4.0. Era ini menitikberatkan digitalisasi dan data yang terintegrasi dengan manufaktur sebagai kolaborasinya. 

Kemajuan ini tentu memberi dampak pada berbagai sektor usaha, salah satunya Muncul Istilah Startup yang mampu memberikan dampak baik bagi target pasarnya, lingkungan bahkan Foundernya sendiri sehingga mampu dengan waktu yang cepat menjadi deretan orang terkaya di Indonesia. 

Di tengah hype startup teknologi itupula yang umumnya menggarap sektor sosial, perdagangan, permainan dan hiburan, ternyata tak sedikit yang mau memfokuskan diri untuk mengembangkan sistem yang membantu tata kelola pertanian, perikanan dan perindustrian agro lainnya.

Berbicara pangan dan pertanian ialah berbicara hidup matinya suatu bangsa, dan berbicara teknologi ialah berbicara masa depan dan segala rekayasa yang ditimbulkan olehnya. Regenerasi petani merupakan sebuah PR Besar, begitupun Teknologi di era Revolusi Industri 4.0 ini juga merupakan PR yang tak kalah besar, sehingga menurut saya upaya yang dilakukan terhadap dua PR besar ini adalah  adalah Implementasi dan Pengawalan Startup Pertanian dalam rangka regenerasi Petani di Indonesia.

Berbicara Startup Pertanian, berarti dihadapkan dua konsekuensi, yang pertama adalah startup sebagai era baru perusahaan di Indonesia, yaitu suatu bisnis yang baru berkembang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun