Kala ada swastamita,
Tanpa kata menerawang aksa, wajahmu.
Senyuman itu, membuat sendu di kalbu.
Gelabah, sedangkan asa masih bertahta.
Jeritku dalam kalbu,
Hendak mengadu perihal rindu,
Acapkali merundung, membiru haru.
Pun hasrat kalbu hendak bersua,
Entah sampai kapan jarak jemu berpijak,
Agar dapat ku senandungkan rindu dengan leluasa.
Rupanya jarak bersikeras ada,
Ciptakan jeda antara kita.
Mungkin cukup lama, tak mengapa ...
Biarkan ini menjadi kisah,
Indah renjana dalam aksara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H