Kala ada swastamita,
Tanpa kata menerawang aksa, wajahmu.
Senyuman itu, membuat sendu di kalbu.
Gelabah, sedangkan asa masih bertahta.
Jeritku dalam kalbu,
Hendak mengadu perihal rindu,
Acapkali merundung, membiru haru.
Pun hasrat kalbu hendak bersua,
Entah sampai kapan jarak jemu berpijak,
Agar dapat ku senandungkan rindu dengan leluasa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!