Mohon tunggu...
latifia isnari
latifia isnari Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Perempuan yang berambisi besar tuk menggapai impian ditengah-tengah keterbatasan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tips Mudah dalam Membuat Cerpen

7 November 2021   10:00 Diperbarui: 7 November 2021   10:11 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis merupakan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan, tidak jarang seseorang menjadikannya sebagai hobi atau kegemaran, bahkan sebagai pekerjaan. Termasuk saya sendiri. Selain itu, menulis juga erat hubungannya dengan kegiatan literasi yang harus diterapkan oleh pelajar-pelajar di dunia, terutama di Indonesia.

Berdasarkan survei, minat literasi di Indonesia adalah rendah. Oleh karena itu, sebagai rakyat Indonesia, khususnya para pelajar harus rajin membaca dan menulis untuk meningkatkan minat berliterasi. Dengan demikian tingkat literasi di Indonesia akan meningkat.

Kegiatan menulis bisa kita lakukan di mana pun dan kapan pun. Karena menulis adalah kegiatan yang mudah untuk dilakukan. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis. 

Entah itu menulis karangan cerita pendek/cerpen, novel, puisi dan lain-lain. Nah di sini, saya akan membahas tips-tips mudah dalam menulis cerpen. Berikut tips-tipsnya :

  1. Pilihlah tempat yang nyaman untuk menulis. Bisa di dalam ruangan atau di alam terbuka, yang penting bisa membuatmu konsentrasi dalam membuat cerita. Saya pribadi lebih memilih menulis di kamar sendiri dan dalam suasana yang tidak bising.
  2. Menentukan tema. Tema adalah ide pokok suatu cerita. Tentukan tema yang pas untuk ceritamu. Karena tema merupakan inti dari seluruh cerita yang akan kamu sampaikan.
  3. Mencari ide. Setelah memilih tempat yang nyaman untuk menulis dan menentukan tema, langkah selanjutnya yaitu mencari ide cerita. Ide cerita bisa kita dapatkan dari mengamati lingkungan sekitar, kegiatan sehari-hari, atau dari membaca buku dan mendengarkan musik. Begitu ide-ide telah masuk ke dalam otak kita, maka catatlah ide-ide tersebut agar tidak hilang dari ingatan kita. Di dalam menggali ide ini, kita lakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi).
  4. Riset. Setelah menentukan tema yang tepat dan menemukan ide untuk bercerita, kamu bisa melakukan riset. Riset ini sangat penting dilakukan untuk menggali informasi lebih detail terkait cerita yang ingin kamu buat. Kamu bisa melakukan riset sesuai dengan tema cerita kamu. Misalnya, tokoh utama dalam ceritamu mengidap penyakit kanker stadium akhir, kamu dapat melakukan wawancara dengan dokter terkait yang menangani penyakit tersebut. Kamu juga dapat membaca buku dan mencari sumber di internet.
  5. Membuat outline. Sebelum membuat cerpen, baiknya membuat outline terlebih dahulu agar memudahkan kita untuk membuat cerita apalagi untuk penulis pemula. Nah apa saja sih yang ada dalam outline? Outline mencakup tema, judul, sinopsis, tokoh dan penokohan, setting tempat dan waktu, sudut pandang, hingga alur cerita. Dan juga kita bisa menuliskan kerangka cerita mulai dari awal hingga endingnya seperti apa, itu kita tulis dalam outline. Untuk membuat kerangka cerita dalam outline biasanya saya melakukannya sambil menulis cerita.
  6. Membuat cerita. Setelah kita membuat outline, poin-poin penting dalam cerita telah kita tuliskan di sana, maka saatnya kita membuat cerita. Dalam menulis cerita, hindari membuat pembukaan dengan kalimat yang klise atau ungkapan yang terlalu sering digunakan. Seperti, bangun dari tidur lalu mematikan alarmnya, bangkit dari tempat tidur dan membuka jendela kamar. Hal itu dapat membuat pembaca bosan. Maka awali dengan narasi yang menunjukkan aksi tokoh. Contoh : Ani membanting pintu kamar dengan keras. Mengambil vas bunga kecil yang berada di meja rias, lalu dihantamkannya ke cermin berukuran besar itu hingga menjadi serpihan kaca.
    Dari aksi tokoh itu, pembaca akan menebak-nebak. Apa yang terjadi pada tokoh itu? Mengapa dia membanting pintu? Mengapa dia menghantam cermin dengan vas bunga? Pembaca akan bertanya-tanya. Dari pertanyaan-pertanyaan itu, timbulah rasa penasaran pembaca terhadap kelanjutan isi cerita kita. Jadi, di samping pembaca membaca cerita, mereka kita ajak berpikir di setiap kalimat yang kita buat.
    Nah dalam menulis cerita, biasanya penulis pernah mengalami writer blok. Macet di tengah jalan, tidak tahu lagi mau menulis apa. Tidak ada ide-ide cerita yang masuk ke dalam otak. Nah, saat seperti itu, saya diamkan sejenak tulisan saya, lalu membaca buku, mendengarkan musik, atau menonton film terkait tema cerita yang saya tulis. Dengan sendirinya, ide-ide cerita akan muncul dan bisa melanjutkan cerita lagi.
  7. Self editing. Self editing adalah penulis, yaitu kita sendiri, mengedit atau memperbaiki tulisan kita. Mulai dari isi dan bahasa yang sesuai dengan EYD/PUEBI. Self editing ini penting untuk kita lakukan, karena kita adalah pemilik karya. Yang mana ketika tulisan kita, kita perbaiki, kita buat semenarik mungkin, ketika karya kita itu kita kirimkan kepada penerbit, penerbit akan mengapresiasi karya kita, akan memuji kita sebagai penulisnya. Karena apa? Kita mampu membuat karya kita menjadi baik dan terkesan indah dengan melakukan self editing sebelumnya.
    Sebaliknya, jika kita tidak melakukan self editing, membiarkan tulisan kita penuh akan kesalahan-kesalahan, lalu kita kirimkan ke penerbit misalnya, ketika sampai di penerbit, pihak penerbit membaca tulisan kita, dari satu paragraf terdapat banyak kesalahan seperti typo, EYD yang salah, maka pihak penerbit tidak akan meneruskan membaca karya kita, meskipun isi cerita kita bagus. Karena apa? karena kesan pertama sudah banyak kesalahan. Nah, disitulah self editing itu penting.

Nah itulah tips-tips mudah dalam membuat cerpen yang sering saya lakukan. Menulis erat kaitannya dengan membaca. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus membudayakan kegiatan berliterasi khususnya bagi para pelajar, yaitu gemar membaca dan menulis. Jika membaca dapat menambah wawasan, maka menulis sarana menyampaikan informasi atau wawasan kepada khalayak. Oleh sebab itu, mari kita berliterasi, membudayakan membaca dan menulis, agar kita dapat mengenal dan dikenal dunia.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun