Temanggung (1/8). Minggu kelima kegiatan KKN TIM II UNDIP yang berlokasi di Desa Canggal, Kec. Candiroto, Kab. Temanggung diisi dengan program monodisiplin yakni “Pengenalan dan Pelatihan Pembuatan Ecoprint”.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Senin, 1 Agustus 2022 di Posko KKN yang bertempat di Dusun Canggal Bulu dan diikuti oleh anak-anak usia SD dengan pelaksana program yakni Latifah Warda Syahida yang merupakan salah satu mahasiswa dari prodi Biologi Undip.
Berbagai bahan alam seperti tumbuhan liar di sekitar seringkali kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Tumbuhan liar seperti rumput, paku-pakuan, dan tanaman kecil kebanyakan hanya dianggap sebagai gulma yang menganggu tanaman pokok. Disisi lain, tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sebuah karya yang bernilai ekonomi.
Program pengenalan dan pelatihan ecoprint bertujuan untuk memberikan pengetahuan, melatih keterampilan, dan meningkatkan kreativitas anak-anak Desa Canggal dengan memanfaatkan bahan alam di sekitar rumah. Ecoprint merupakan teknik membuat pola pada kain menggunakan bagian dari tumbuhan baik akar, batang, daun, maupun bunga.
Pembuatan pola pada kain dalam ecoprint dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan teknik pounding (pukulan) atau dengan pengukusan. Pelatihan ecoprint pada program ini menggunakan teknik pounding yakni dengan memukul bagian tumbuhan di atas kain yang telah di mordan sebelumnya.
Mordan merupakan perlakuan awal pada kain yang bertujuan untuk menghilangkan lapisan lilin dan kotoran halus agar warna dari tumbuhan dapat terserap ke dalam kain sehingga menghasilkan motif dan warna yang tajam. Mordan dilakukan dengan merebus kain dalam larutan tawas menggunakan perbandingan 1 : 50 (1 liter air : 50 gram tawas) selama 30-60 menit.
Proses pembuatan ecoprint diawali dengan mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan di sekitar rumah, menyusunnya di atas kain, lalu memukulnya secara hati-hati menggunakan palu sampai tercetak pola alami bagian tumbuhan. Tumbuhan yang telah terpukul dibiarkan kering sehingga getahnya dapat terserap pada kain.
Langkah selanjutnya dilakukan fiksasi atau penguncian warna menggunakan tunjung atau tawas agar warna tidak luntur. Tahap akhir yakni kain dicuci dan dijemur dengan cara diangin-anginkan.
Anak-anak yang terlibat dalam pelatihan ecoprint tersebut sangat antusias. Mereka saling menunjukkan kreativitas masing-masing dalam menyusun dedaunan untuk menghasilkan pola-pola yang beragam dan unik.
Selain meningkatkan kreativitas, kegiatan pengenalan dan pelatihan ecoprint ini diharapkan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha anak-anak Desa Canggal kedepannya. Produk ecoprint memiliki keunikan tersendiri karena motif dan warna yang dihasilkan tidak sama yakni tergantung dari bagian tumbuhan yang dipakai.
Kain ecoprint dapat dikembangkan menjadi produk lain misalnya baju, totebag, tas, dompet, gorden ataupun produk inovasi lainnya. Melihat tingginya minat masyarakat akan produk fashion saat ini, tidak menutup kemungkinan bahwa produk dengan motif eksklusif hasil ecoprint berpeluang cukup tinggi untuk dijadikan bisnis.
Ecoprint juga dinilai sangat ramah lingkungan karena menggunakan bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan yang dapat diperoleh di sekitar tempat tinggal. Hal tersebut sangat cocok dengan pasar saat ini yang mengadopsi trend gaya hidup eco-friendly dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dengan gemar menggunakan produk-produk yang tidak berdampak buruk bagi alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H