Oh, kalian harus lihat album itu. Dia menulis banyak puisi untuk Adica, menceritakan "Calvin Wan" dalam puisi lainnya, menyebut Cattleya, Little Jose, dan Silvi pula.
Sayangnya, sampai saat ini Young Lady masih ragu. Ragu terhadap kebaikannya. Ragu terhadap ketulusannya. Sebab selama menjadi teman sekelas, dia tak pernah ada untuk Young Lady.
Ok, balik lagi ke pertanyaan awal. Perlukah mempercayai orang yang telah meninggalkan kita? Kalau kalian tanya Young Lady, jawabannya tidak perlu.Â
Bisa saja orang yang lama meninggalkan kita dan tidak peduli sementara jelas-jelas dia ada di depan kita saat terjadi masalah, sebenarnya orang tersebut memiliki motif lain. Mungkin saja orang tersebut hanya ingin memanfaatkan kita. Atau lebih parah lagi, orang itu ingin menyakiti kita.
Ketidakpedulian, pengabaian, pembiaran, sama sakitnya seperti perlakuan kasar, stereotip, diskriminasi, dan perundungan. Pengabaian dan pembiaran sama saja mendukung berlangsungnya proses menyakiti orang lain. =
Pelakunya tak peduli padahal sebuah proses negatif tengah berlangsung di depan matanya. So, buat apa orang semacam itu dipercaya untuk kembali?
Seleksi Tuhan terus berlangsung. Begitu juga seleksi hati. Hati kita diberikan kebebasan memilih, memilah, mempercayai, dan tidak mempercayai. Berhati-hatilah saat mengizinkan orang yang telah lama meninggalkan kita yang mencoba memasuki kehidupan kita. Bisa saja ia membawa madu di tangan kanan dan racun di tangan kiri.
Kompasianer, pernahkah kalian didatangi orang yang telah lama membiarkan kalian sendiri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H