Pembaca, penikmat, dan penyebar cerita bersalah karena mau saja mengonsumsi konten berselera rendah tanpa pesan moral. Dan yang paling salah adalah laki-laki yang diceritakan dalam Layangan Putus. Ayah sejahat itu, neraka yang berkobar-kobar balasannya. Di luar sana ada banyak pria baik hati plus ayahable yang tak punya keturunan, si pria itu malah menyia-nyiakan keempat anaknya.
Benar, cerita Layangan Putus tak ada pesan moralnya. Kisah itu sama sekali tidak menginspirasi. Sampah tetaplah sampah. Apakah pelajaran moralnya, tiap lelaki harus mendua? Apakah pelajaran moralnya, tiap lelaki harus meninggalkan istri tua di masa jaya dan kabur dengan istri muda?
Nah, tentu saja tidak, kan? Bila semua laki-laki sejahat mantan suami Mommi ASF, lebih baik perempuan selibat sekalian seumur hidup. Namun bila setiap lelaki seideal Pak Habibie, Alm. Ferry Wijaya, Atticus Finch, dan "Calvin Wan", silakan menikah.
Kompasianer, setujukah kalian jika cerita Layangan Putus merupakan pembodohan semata?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H