Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merindukan Kompasiana yang Dulu

23 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 23 Oktober 2019   06:08 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anyway, Kompasiana yang sekarang lebih banyak diisi buzzer-buzzer, money oriented, dan tukang promo produk. Young Lady paling sebal kalau ada Kompasianer yang menggunakan rumah kita ini hanya untuk review produk, promo-promo tidak jelas, dan membanggakan sebuah brand dengan berlebihan.

Mereka itulah manusia-manusia blogger rasa sales yang tulisannya sama sekali tidak mencerahkan. Come on, kapan Kompasiana punya sosok Kompasianer berprestasi seperti dulu?

  1. Kompasianer yang menerbitkan buku solo

Kalau nulis keroyokan, itu mainstream. Buku keroyokan itu biasa banget. Coba dong bikin buku solo. Udah lama nih, nggak ada catatan Kompasianer yang merilis buku solonya. Sebenarnya, banyak loh Kompasianer cerdas yang sudah menulis buku solo. Sebut saja Opa Effendi, Pak Jose, Ibu Gana, Ibu Lis Suwasono, Ibu Christie, Pak Maman Suherman, Pak TS (alm), dan...kalau boleh narsis cantik, Young Lady sendiri.

Nah, kemana Kompasianer lainnya? Apakah kalian hanya puas dengan menulis artikel biasa? Young Lady kangen, kangeeeen banget membaca catatan prestasi Kompasianer yang menerbitkan buku solo.

  1. Kompasiana tanpa iklan

Hmmmm, kalau yang ini mungkin nggak ya? Kompasiana dengan tumpukan iklan itu berat, baby. Berat bukanya, berat votenya, dan berat komennya. Membuka satu artikel saja beratnya minta ampun. Kompasiana yang sekarang dijejali banyak iklan tak penting.

  1. Kompasiana yang damai tanpa dominasi perang politik

Nah, ini yang sangat dirindukan Young Lady cantik. Kompasiana media warga yang damai penuh cinta. Bukan media warga yang didominasi kecamuk perang politik. Ayolah, Pak Jokowi kan sudah dilantik. Beliau bahkan berbaik hati menjadikan lawan politiknya sebagai anggota kabinet. Kurang baik apa coba? Mau ribut apa lagi?

Sudah ya, Kompasiana jangan ribut politik terus. Jadilah media warga yang damai, bukan media pesanan, apa lagi media buzzer dan pengkhianat.

One more, Young Lady hanya sekedar mengingatkan tim Kompasiana untuk berhati-hati saat memilih nomine award. Pilihlah orang yang waras, cemerlang pikirannya, konsisten, dan baik kepribadiannya, ok?

Kompasianer kangen nggak sama Kompasiana yang dulu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun