Terbukti dari sepuluh tahun hadirnya di Kompasiana. Ia tidak meninggalkannya, ia mencintai Kompasiana tanpa syarat. Walau sering error, ia tetap bertahan di Kompasiana kan? Unconditional love, bukankah itu langka sekali?
- Adica Wirawan
Kak Adica ini penulis serba bisa. Banyak genre tulisan telah dibuatnya di Kompasiana. Belakangan ini, Kak Adica rutin menulis tentang investasi. Sering kali artikelnya diganjar label "artikel utama". Beberapa blog competition pun dimenangkannya. Kompasiana takkan salah pilih bila menominasikannya.
- Reinhard Hutabarat
Young Lady cantik benar-benar senang ketika Pak Rein kembali berkompasiana setelah vacum 2 tahun lamanya. Pak Rein telah lama menghuni rumah besar Kompasiana. Ia pun penulis serba bisa.Â
Kanal politik sering diisinya. Begitu pula kanal olahraga. Masih segar dalam ingatan Young Lady, dua tahun lalu Pak Rein membuat cerita berseri tentang dokter berikut love storynya. Serba bisa ya.
- Rustian Al Ansori
Saat sedih, saat bahagia, dan saat kesepian, Pak Tian selalu ada di Kompasiana. Puisi dan artikel reportasenya hadir di Kompasiana setiap hari. Blogwalkingnya? Jangan ditanya. Sangat rajin. Konsistensi inilah yang belum tentu dimiliki semua Kompasianer.Â
Pak Tian punya jejak blogwalking yang luar biasa. Sama seperti Pak Jose, Pak Tian tidak banyak bicara. Bedanya, konsistensi blogwalking dan silaturahmi dengan Kompasianer lain jauh lebih intens. Kita butuh Kompasianer seperti ini. Tak banyak bicara, tapi konsisten dalam berkarya dan bersilaturahmi.
Kompasiana, jangan pilih orang yang pintar menulis atau langganan juara blog competition. Pilihlah orang-orang potensial berkepribadian baik sebagai peraih Kompasiana award. Pastikan kalian memilih orang baik yang konsisten.
Kalau Kompasianer idola kalian siapa ya? Coba beri tahu Young Lady.