Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Pria, Masihkan Kalian Enggan Memakai Jas?

24 Agustus 2019   06:00 Diperbarui: 24 Agustus 2019   06:05 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali Young Lady berdiskusi soal jas dengan "Calvin Wan". Dia partner yang menyenangkan untuk diajak berdiskusi soal itu. Mendiskusikan jas, tak semua pria Indonesia suka membahasnya.

Telah lama Young Lady ingin membuat tulisan cantik tentang jas. Kita bahas dari yang umum saja dulu ya. Jas itu apa sih?

Mylove, kata jas berasal dari Bahasa Belanda (jas). Jas itu merupakan pakaian resmi model Eropa berlengan panjang yang dipakai di luar kemeja. Dalam Bahasa Inggris, penyebutan jas diganti dengan kata 'suit'. Setelan jas sedikitnya terdiri darri jas dan celana panjang yang terbuat dari kain yang sama (Wikipedia).

Berdasarkan jumlah kancingnya, jas terbagi menjadi dua jenis. Jas berkancing satu baris, atau disebut juga single breasted. Dan jas berkancing dua baris (double breasted). 

Bila jas minimalnya hanyalah setelan jas dan celana panjang dari kain serupa, setelan jas standar dapat berupa jas, celana panjang, dan dasi. Setelan jas inilah yang kerap kali dipakai untuk bekerja di kantor dan kegiatan formal lainnya.

Ada pun tuxedo merupakan setelan jas resmi yang biasanya menggunakan kode 'black tie' dalam undangan. Penyebutan tuxedo lazim ditemukan di Amerika dan Canada. Tuxedo merupakan setelan jas berwarna hitam, berbuntut, dan dipadukan dengan dasi kupu-kupu hitam serta kemeja putih.

Well, kita perlu berterima kasih pada Henry Poole & Co. Toko yang berdiri elegan di Savile Row, Mayfair, London inilah yang pertama kali melandasi pembuatan jas pada tahun 1806. 

Tanpa diduga, gaya berbusana yang pertama kali tercipta di Inggris itu menjadi fenomena yang mendunia. Jas mulai tercipta di abad ke17. Penggunaannya kian masif untuk bekerja di kantor dan acara formal. Bahkan, wanita pun mengadopsi style berbusana pria satu ini. Substansi adopsi dari style jas adalah blazer. Blazer cenderung lebih santai.

Dilansir dari BBC News, desainer Sir Paul Smith mengaku senang memakai jas setiap hari. Desainer yang pernah mendandani The Beatless dan David Bowie itu bahkan memakai jas di akhir pekan. Wow, cool.

Jas sangat dicintai karena menunjukkan modernitas. Begitulah yang diungkapkan Direktur Museum Fashion Institute of Technology di New York, Valerie Steel. Masih menurut Steele, jas merupakan pakaian yang fungsional dan menunjukkan status.

Ya, jas dianggap menunjukkan status sosial pemakainya. Jenis pakaian satu ini sering kali digunakan aristokrat, pebisnis, petinggi politik, dan kalangan elite lainnya. Eits, jangan salah. Kini mereka yang berasal dari kalangan biasa pun bisa memakai jas.

Terus terang saja, Young Lady cantik terpesona dengan pria yang suka memakai jas. Jas begitu mengagumkan di mata Young Lady. Setelan jas adalah mode pakaian pria yang paling sempurna.

Bentuk kekaguman itu Young Lady tuangkan dalam bentuk cerita. Kompasianer yang suka membaca cerita-cerita cantik Young Lady akan menemukan banyak deskripsi tentang "Calvin Wan" yang memakai jas di berbagai kesempatan. 

Tokoh "Calvin Wan" ini mirip dengan Paul Smith, sebab ia memakai jas setiap hari bahkan di akhir pekan. Tak hanya "Calvin Wan". Tokoh-tokoh pria di cerita Young Lady yang lain pun kerap kali digambarkan tampil memakai jas.

Young Lady tergila-gila dengan jas, sama seperti kecintaan Young Lady pada dress. Dua mode pakaian itu memang t.o.p.

Unfortunately...

Setelah banyak berbicara dengan "Calvin Wan", jas masih menjadi pakaian yang tidak biasa dikenakan pria Indonesia setiap hari. Faktor iklim menjadi penentu. 

Kalian tahu kenapa jas berlengan panjang? Sebab, setelan ini disesuaikan dengan iklim dingin di negara asal pembuatannya. Sedangkan Indonesia adalah negara beriklim tropis.

Hmmmm, sayang sekali ya. Padahal jas merupakan style berpakaian yang paling ok. Mengapa begitu?

  1. Jas membuat pria lebih seksi. Menjahit jas merupakan keterampilan seni yang cukup tinggi. Wajar bila biaya pembuatan jas lumayan mahal. Rumitnya pembuatan jas sebanding dengan kualitas yang dihasilkannya. Jas membuat pria yang memakainya menampilkan bentuk tubuh terbaik mereka. Kaki terkesan lebih jenjang, bahu dan dada lebih bidang. Pokoknya, jas menampilkan figur terbaik pemakainya. Setelan jas menjadikan pria lebih seksi. So, kepercayaan diri mereka bakalan meningkat.
  2. Menunjukkan modernitas. Yups, tepat sekali. Benar kok apa yang dikatakan Sir Paul Smith. Jas merupakan salah satu simbol dalam budaya pop. Bila batik mencerminkan identitas Indonesia, jas merupakan cerminan modernitas yang diakui seluruh dunia.
  3. Lebih elegan dan berwibawa. Jas seringnya dipakai siapa cobaaa? Para bos dan elite lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa jas dapat meningkatkan kewibawaan pemiliknya. Setelan jas membuat pria yang mengenakannya tampil lebih elegan. Ladies, jujurlah pada Young Lady. Kalian lebih suka pria berantakan atau pria berwibawa dan elegan?
  4. Stylish. Masih berkaitan dengan poin ketiga. Dibandingkan jaket kulit, denim, t-shirt, atau jenis pakaian lainnya, jas jauh lebih stylish. Pria yang memakai jas tampak lebih eksklusif dan maskulin. Mereka memiliki gaya berbusana yang tidak diikuti kebanyakan pria lainnya. Setelan jas membuat pria yang memakainya jadi ganteng maksimal.
  5. Menunjukkan kemapanan dan keteraturan hidup. Bukannya materialistis, tetapi sejatinya wanita lebih merasa aman dengan pria yang mapan. Jas identik dengan kemapanan dan status sosial seorang pria. Pria mapan dan berstatus sosial tinggi biasanya mampu menjalankan hidup dengan lebih teratur. Dan...bukankah memakai jas itu banyak aturannya? Harus buka kancing saaat duduk, panjang jas melebihi ritsleting celana, lebar jas dan kerah harus seimbang, dll. Hanya pria disiplin dan "perfect" yang bisa memakai jas dengan tepat dan rapi. Kurang apa lagi coba?
  6. Memberi kesan melindungi. Ini penting, dear. Misalnya begini. Sepasang pria dan wanita berjalan-jalan ke pegunungan. Sang pria memakai setelan jas lengkap. Saat mereka tengah asyik bermesraan di hamparan rumput, tiba-tiba udara menjadi saaaangat dingin. Apa yang dilakukan pria? Pria yang peka dan pengertian akan membuka jasnya. Lalu menyelimutkan jas itu ke tubuh wanita. Hal ini menunjukkan bahwa jas dan pemakainya memberi kesan melindungi. Pria takkan ragu memakaikan jasnya pada wanita agar si wanita tidak kedinginan lagi. Kalian para pria, harus mencobanya.

Dengan enam alasan itu, pria harus berpikir ulang kalau masih malas pakai jas.

Kompasianer pria, apakah kalian senang memakai jas?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun