Menulis series ini pun tak mudah. Ada saja tantangannya. Hujatan dari penulis yang merasa dirinya paling hebat, cerita yang dihapus tanpa konfirmasi, dan anggapan kalau kisah-kisah seperti ini kontroversial. Memang kontroversial, so what?
Anyway, Young Lady punya kriteria sendiri bila ingin memasukkan anggota keluarga baru. Baik itu kriteria fisik, kepribadian, dan attitude tentu saja. Makanya Young Lady berusaha observant. Dan Young Lady tetaplah romantis idealis. Tokoh-tokoh dalam cerita tampil cantik dan tampan, sekalipun beberapa dari mereka sedang sakit. Para tokohnya berbakat musik.Â
Setidaknya mereka menguasai satu macam alat musik: piano. Semua tokohnya pasti pernah kebagian adegan menyanyi dalam salah satu scene cerita. Young Lady berusaha membuat kisah-kisah Calvin Wan series moviefriendly.
Well, ketiga buku ini on process penerbitan. Ketiga buku ini menggenapi koleksi karya Young Lady menjadi sebelas buku. Apakah Young Lady akan berhenti hanya dengan tiga buku saja? Tentu saja tidak, sweetheart.Â
Young Lady cantik ingin mengusahakan buku keempat dalam Calvin Wan series, sebuah novel berjudul "Ayah, Kita Orang Indonesia Kan?" Tapi itu masih usaha. Semoga ada jalan keluar.
Hmmmm Young Lady cantik merasa kecil. Rasanya Young Lady masihlah bukan siapa-siapa bila dibandingkan dengan Bu Christie Damayanti yang sudah punya 22 buku, Kak Khrisna Pabichara dengan novel-novelnya, Pak Jose dengan Manusia Bandaranya, Opa Effendi dengan buku-buku bestsellernya,Â
Pak Tian dengan buku antologi puisinya yang berusaha menggeliatkan sastra di pulau timah, Pak Thamrin Sonata dengan jam terbang menulisnya, atau Pak Thamrin Dahlan yang telah menerbitkan buku ke21. Sungguh, Young Lady bukan siapa-siapa bila dibandingkan dengan mereka.
Sekali lagi...terima kasih. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih telah menginspirasi.
** Â Â
Paris van Java, 29 Juli 2019
Happy anniversary, Calvin Wan series.