"Ayah. Steven kan baru pindah beberapa bulan."
"Siapa yang tiap malam nemenin Jose tidur, bacain buku, masakin makanan Oriental, dan peluk Jose kalau kesakitan?"
"Ayah."
Bibir Bunda Alea menekuk membentuk segaris senyum simpul. "Nah...berarti, Ayah dong yang lebih penting."
Kerak-kerak es berjatuhan di dinding hati Jose. Ia akui itu. Ya, dia sempurna mengakuinya.
"Come on, my dearest son...udahan ya, kecewa sama Ayah. Ayah sayang banget sama Jose. Masa Jose nggak percaya sih?" Nada suara Bunda Alea merayu.
Kaki mereka berbelok ke halaman rumah. Tergesa Jose melepas sepatunya, menaiki tangga marmer. Ia berlari ke pelukan Ayahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H