To be honest, Young Lady cantik takut menulis ini. Nanti Young Lady dikejar-kejar Kompasianers gimana? Terus dikelitikin, atau ditarik rambutnya. Atau dianggap sentimen? Mr. Calvin Wan sudah mengatakan tidak usah menuliskannya, tapi tetap saja Young Lady gelisah. So, tuliskan saja. #stonehead
Hmmmm, maafkan Young Lady ya. Kalau tulisan cantik ini bisa menyinggung perasaan orang lain. Mulai dari mana ya? Dari tulisan ini dulu deh.
Event Menulis Puisi Menuju 1000 Karya
Ingat nggak sama event EMPSK yang diadakan Kompasianer Lilik Fatimah Az Zahra? Event itu diumumkan tanggal 15 Mei. EMPSK berlangsung tanggal 16-17 Mei 2019. Perai the best fiction tahun 2017 ini mengadakan EMPSK sebagai rasa syukur karena karyanya telah berjumlah 1000. Wow, fantastic.
EMPSK tentunya spesial karena diadakan di bulan mulia. Kompasianer Lilik Fatimah Az Zahra memotivasi Kompasianer/Fiksianer agar tetap produktif. Bulan mulia jadi semakin indah dengan puisi-puisi yang bertaburan.
2 minggu kemudian, masih di bulan mulia, ada seorang traveler sekaligus blogger produktif yang juga meluncurkan event menulis di Kompasiana. Siapakah diaaa?
Satu Dasawarsa Berkarya untuk Kompasiana
Mungkin kalian tak asing dengan nama Jose kalau kalian mengikuti cerita-cerita cantiknya Young Lady beberapa bulan terakhir. Pak Jose membuat event menulis untuk memperingati 10 tahun kontribusinya di Kompasiana. Ini t.o.p. Pak Jose memberi tenggat waktu posting tulisan mulai tanggal 29 Mei sampai 2 Juni 2019.
Well, dua event menulis ini sama-sama keren. Satu memperingati karya ke1000, satu lagi mensyukuri kiprah satu dekade di Kompasiana. Cieee, pak Jose kok kayak Afgan sih? Afgan juga bikin album bertajuk Dekade di tahun kesepuluh kariernya.
Ok ok, back to focus. Walaupun dua event ini sama supernya, tapi...tapi tapiiii, kok responnya beda jauh? Beda gimanaaa? Ya beda lah. Check this out.