Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dua Event Menulis, Ada Apa dengan Kompasianer?

11 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 11 Juni 2019   06:32 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

To be honest, Young Lady cantik takut menulis ini. Nanti Young Lady dikejar-kejar Kompasianers gimana? Terus dikelitikin, atau ditarik rambutnya. Atau dianggap sentimen? Mr. Calvin Wan sudah mengatakan tidak usah menuliskannya, tapi tetap saja Young Lady gelisah. So, tuliskan saja. #stonehead

Hmmmm, maafkan Young Lady ya. Kalau tulisan cantik ini bisa menyinggung perasaan orang lain. Mulai dari mana ya? Dari tulisan ini dulu deh.

Event Menulis Puisi Menuju 1000 Karya

Ingat nggak sama event EMPSK yang diadakan Kompasianer Lilik Fatimah Az Zahra? Event itu diumumkan tanggal 15 Mei. EMPSK berlangsung tanggal 16-17 Mei 2019. Perai the best fiction tahun 2017 ini mengadakan EMPSK sebagai rasa syukur karena karyanya telah berjumlah 1000. Wow, fantastic.

EMPSK tentunya spesial karena diadakan di bulan mulia. Kompasianer Lilik Fatimah Az Zahra memotivasi Kompasianer/Fiksianer agar tetap produktif. Bulan mulia jadi semakin indah dengan puisi-puisi yang bertaburan.

2 minggu kemudian, masih di bulan mulia, ada seorang traveler sekaligus blogger produktif yang juga meluncurkan event menulis di Kompasiana. Siapakah diaaa?

Satu Dasawarsa Berkarya untuk Kompasiana

Mungkin kalian tak asing dengan nama Jose kalau kalian mengikuti cerita-cerita cantiknya Young Lady beberapa bulan terakhir. Pak Jose membuat event menulis untuk memperingati 10 tahun kontribusinya di Kompasiana. Ini t.o.p. Pak Jose memberi tenggat waktu posting tulisan mulai tanggal 29 Mei sampai 2 Juni 2019.

Well, dua event menulis ini sama-sama keren. Satu memperingati karya ke1000, satu lagi mensyukuri kiprah satu dekade di Kompasiana. Cieee, pak Jose kok kayak Afgan sih? Afgan juga bikin album bertajuk Dekade di tahun kesepuluh kariernya.

Ok ok, back to focus. Walaupun dua event ini sama supernya, tapi...tapi tapiiii, kok responnya beda jauh? Beda gimanaaa? Ya beda lah. Check this out.

Event pertama, EMPSK, meraih keterbacaan 1180, 65 votes, dan 197 comments. Ayo kita check event kedua. Event kedua, mendapat keterbacaan sejumlah 248, 18 votes, dan 26 comments. Bila pengumuman eventnya Kompasianer Lilik Fatimah Az Zahra diganjar label artikel utama, pengumuman eventnya pak Jose dilabel pilihan. Nah, detail kan Young Lady? Young Lady pintar... Eventnya Kompasianer Lilik Fatimah Az Zahra ditanggapi 60 karya puisi bertema perempuan. Dan eventnya pak Jose? Ada 2 tulisan yang diikutsertakan. Tak lain tulisannya Young Lady cantik, dan artikel Romo Bobby.

So, what happen? Ada apa dengan Kompasianer? Mengapa dua event menulis di bulan yang sama, dihelat oleh dua Kompasianer produktif, tetapi menghasilkan respon yang jauh, jauh berbeda? Sekarang Young Lady mau tanya. Ada apa denganmu? Ups, memangnya lagunya Peterpan? Maksudnya, ada apa dengan Kompasianer?

Sempat Young Lady diskusikan hal ini dengan "Calvin Wan". Menurutnya, ini faktor blogwalking. Tapi hanya sebentar, karena Young Lady tak ingin ada hati yang terluka. However, "Calvin" itu lembut dan feelingnya kuat.

Anyway, Young Lady pribadi tidak mengikuti EMPSK karena memang tidak bisa menulis puisi. Ya, kemampuan berpuisi Young Lady 0%. Young Lady cantik bukanlah Pak Tian, Pak Zaldy, Pak Arman Syarif, atau Bu Lusy. Mereka raja-ratunya puisi.

Lantas, kenapa Young Lady ikut event kedua? Karena Young Lady sudah lama ingin menulis buat pak Jose. Menulis artikel non-fiksi tepatnya. Dan momennya pas.

Dua event menulis yang diikuti Young Lady tahun ini: Banci Pilpres dan Event Satu Dasawarsa. Alasannya simple saja: Young Lady lihat siapa penyelenggaranya. That's all. Young Lady tak lihat popularitas, hadiah, sponsor, atau oportunity. Cukup lihat siapa di baliknya. Tahu kan ada siapa di event Banci Pilpres waktu itu? Padahal Young Lady paling segan menulis politik. Takut dihantam Yudhi, Angel Penakluk Setan, Riza Haryati, Goenawan, etc.

Toh tujuan Young Lady ikut event menulis di Kompasiana bukan karena mencari hadiah. Tetapi sebagai wujud kasih sayang dan rasa menghargai untuk orang yang menyelenggarakannya. Sentimental ya? Yah, that's me. Young Lady kan romantis idealis.

Boleh nggak Young Lady jujur lagi? Maaf bila ada yang kurang berkenan. Young Lady bersimpati pada pak Jose karena event menulisnya menghasilkan partisipan yang tidak sebanyak eventnya peraih the best fiction. Padahal bila dilihat dari blogwalking, attitude, friendship, dan kepribadian, beliau tergolong Kompasianer yang menyenangkan. Sudah pernah Young Lady ungkapkan dalam tulisan cantik waktu itu.

Lalu, apa yang salah? Apa karena faktor popularitas? Ataukah karena sentimental? Hmmmm, Young Lady jadi takut. Takut mau melempar sesuatu yang penting ke Kompasiana. Entah itu novelet, promosi buku, vlog, atau sesuatu tentang modeling. Nanti bisa-bisa Young Lady bernasib begitu.

Okelah, memang kekeluargaan dan toleransi di Kompasiana bagus sekali. Kompasiana sudah seperti rumah. Tapi, sisi negatifnya, Kompasianer masih kurang inisiatif. Kurang ada gerakan dan saling bergandeng tangan. Ada Kompasianer yang dibiarkan berjalan sendirian, ada Kompasianer yang dihujani perhatian. Kompasianer kelas atas dipuja-puji dan didengarkan. Sedangkan Kompasianer yang dianggap bukan kelas atas dibiarkan kesepian. Human touchnya masih kurang.

Sorry ya...

Kalau di Si Doel The Movie ada tim Sarah tim Zaenab, katakanlah di event menulis bulan kemarin ada tim Lilik dan tim Jose. Young Lady ada di tim Jose. Walau sepi, walau minoritas. Biarlah, biarlah begitu. Young Lady cantik bermata biru sudah terbiasa jadi minoritas. Young Lady memang suka kok berada di samping orang-orang yang minoritas. Semakin minoritas mereka, semakin Young Lady mengasihinya.

Sebutlah Young Lady sentimental. No problem. Memang begitulah aku. Logikanya begini. Kalian akan mendukung orang yang baik pada kalian, atau orang yang sama sekali tidak mempedulikan kalian? Pengabaian itu tidak enak, mylove.

Sekali lagi. Cieee...kayak lagunya Isyana Sarasvati. Kalian lebih memilih menyayangi orang yang respek pada kalian, atau orang yang menebarkan ujaran kebencian pada kalian? My Dear, Young Lady cantik menolak lupa ujaran-ujaran N. Setia Pertiwi dan Pringadi Abdi Surya tahun lalu. Jose Dizzman Diaz tidak seperti mereka. I know that, Baby.

Finally...

What happen with Kompasianers?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun