Akhirnya, Lebaran tiba lagi di depan mata. Bagaimana rasanya? Sedih, tentu saja.
Hari raya bukan lagi sesuatu yang menggembirakan dan layak ditunggu-tunggu. Malah jadi sesuatu yang menyedihkan dan suram. Paling-paling orang hanya akan memuji kecantikan Young Lady, bersalaman, melontarkan pertanyaan bodoh, dan membandingkan dengan si A, si B, si C. Sebab profesi novelis dan sederetan pekerjaan yang pernah dilakukan Young Lady selama usia belasan dan kini menginjak awal 20an, tidak membanggakan dibanding saudara-saudara yang lain. Novelis lebih buruk ketimbang enginer, orang perpajakan, pemegang agency periklanan, atau orang yang mulus love storynya. Biarlah, biarlah begitu. Pokoknya, nanti saat foto keluarga, Young Lady cantik tidak mau senyum. Tetap pasang ekspresi dingin saja.
Lebaran memberi kesan dingin dan suram di hati Young Lady cantik. Tak ada kesan spesial dan membahagiakan. Sisa luka itu masih ada.
Meski kata keluarga besar Young Lady yang paling cantik, ternyata Young Lady juga yang paling terluka. Cantik itu luka, seperti kata novelis Eka Kurniawan. Lebaran menjadi salah satu pemicu luka.
Kompasianer menjadi tempat pelarian di hari kemenangan. Young Lady usahakan tak berhenti menulis cantik sekalipun sakit, sibuk, atau hari raya. Karena Kompasiana adalah rumah yang nyaman.
Tapi tetap saja. Hanya Kompasianers spesial yang selalu ada di hati. Sekali lagi, Young Lady sangat pemilih.
So, di hari raya, Young Lady cantik bermata biru ingin memberikan salam kasih untuk mereka.
First, tentu saja untuk my dear one. My charming angel with the slanting eyes "Calvin Wan". Young Lady tetap menunggumu untuk menemani di hari raya. Selalu bangga padamu. Doa untukmu sama seperti doa Young Lady untuk my mom: kesehatan dan usia yang panjang. Agar bisa terus menemani dalam kesehatan. Terima kasih untuk lamaran implisitnya. Kelembutan, kasih sayang, dan waktumu belum bisa kubayar. Maaf bila ada kepedihan yang belum tersembuhkan. Semoga harapan-harapan yang digantungkan ke pintu langit didengar malaikat dan dipeluk Tuhan. Dan aku berdoa dalam kecemasan.
Second, untuk kaka cantik. Ka Syifa Ann. Terima kasih untuk waktu, perhatian, dan kasih sayangnya. All the best for you, my lovely sister. Mudah-mudahan kita bisa S2 bareng. Kita sepemahaman, dan berada di situasi yang sama. Semoga your dear one segera datang.
Third, untuk Mbak Leya dan Pak Jose. Ya, mereka berdua ini tak bisa dipecah jadi dua. Merekalah inspirasi Young Lady tahun ini. Mereka berdua bintang baru di cerita-cerita "Calvin Wan" series. Nuansa Bening adalah lagu yang cocok untuk kalian. Mbak Leya, Pak Jose, terima kasih untuk kehangatan, keterbukaan, dan kerendahan hati kalian. Terima kasih kalian masih mau berhubungan dengan Young Lady cantik yang bukan siapa-siapa. Doa tulus untuk bintang-bintang baru ini. Mbak Leya wanita yang cantik dan pintar, Pak Jose pria rendah hati dan open minded.
Fourth, untuk pak Tian. Terima kasih untuk interaksinya yang menyenangkan. Saling dukung yang konsisten setiap hari. Itu luar biasa, Pak Tian. Tetaplah menghasilkan puisi-puisi indah. Semoga kita masih bisa saling membersamai di Kompasiana dalam waktu lebih lama.
Fifth, untuk my dear grandfather. Opa Effendi, saya selalu menghormati Opa. Salam hangat untuk Opa Effendi dan Oma Rose. Semoga selalu dilimpahi berkah dan kasih sayang Tuhan.
Sixth, untuk Kompasianers setia yang rajin mengikuti tulisan-tulisan Young Lady cantik. Ada Bu Muthi, Pak Zaldy Chan, Pak Rudy, Prof. Apolo, Kak Adica, Pak Jo, Pak Jokris, Pak Irwan Rinaldi, Bunda Dinda, Bu Lusy, dan masih banyak lagi. Terima kasih untuk kesetiaan dan dukungannya.
Salam kasih untuk kalian semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H