Baca juga Ayah, Kita Orang Indonesia kan?
Jose dan Ayah Calvin tak terpisahkan. Ayah Calvin satu-satunya yang dimiliki Jose. Anak dan ayah itu saling mencintai dan menguatkan.
Ok, back to focus. Young Lady punya kesan baik dengan Pak Jose. Kesan pertama, ramah. Pak Jose ini open sama Kompasianer lain, apa lagi yang masih muda dan cantik kayak Young Lady. Kompasianer yang suka menulis artikel traveling ini fast response. Ia mudah dihubungi. Fast respon saja sudah merupakan first impression yang baik. Bikin orang jadi punya mood untuk berkomunikasi dengannya.
Kesan kedua, humble. Of course. Gimana nggak rendah hati? Pak Jose aja masih mau ngobrol sama orang kayak Young Lady. Young Lady kan bukan siapa-siapa. Di sela kesibukannya, public policy and infrastructure analyst ini masih sempat merespon inbox Young Lady.
Kesan ketiga, no judgement. Dikasih stereotip...sakitnya tuh di sini. Pak Jose ini tipikal Kompasianer yang tidak menghakimi. Tidak memaksakan orang lain menyetujui suatu opini.Â
Terbuka dengan pandangan baru dan unpopuler opinion. Buktinya, selama Young Lady mengenalnya, Pak Jose tidak pernah melontarkan judgement atas tulisan dan sudut pandang Young Lady yang berbeda. Padahal bukan sekali-dua kali Young Lady dihajar di K.Â
Kebanyakan kelakuan para kampreters penebar hatespeech. Tapi, Pak Jose ini hangat dan terbuka seperti Kompasianer dalam lingkaran pertemanan Young Lady cantik.
Kesan keempat, secret admirer. Cinta diam-diam...yeeee itu kan lagunya 3 Composer. Pssttt...jadi ceritanya gini.Â
Waktu Knival tahun kemarin, Young Lady nggak bisa datang karena ada acara keluarga. Tapi Young Lady dapat updatenya dari kaka cantik Syifa Ann. Coba tebak apa kata kaka cantik?
"Ada bapak-bapak yang nyariin kamu. Namanya Diaz apa Bas, soalnya nggak jelas karena berisik. Dia bilang tulisan-tulisan kamu berani. Tulisan kamu rasa novel."
Gitu cobaaa...