Ayah, Kita Orang Indonesia Kan?
Jose benci tanggal 13 Mei. Tiap tanggal 13 Mei, Ayah Calvin selalu sakit. Ayah Calvin akan menyendiri selama berjam-jam. Tak mau diganggu. Rasanya Ayah Calvin jauuuuh sekali.
13 Mei jadi hari terburuk buat Jose. Jangan harap dia bakal dipeluk Ayahnya. Ayah Calvin takkan mencium keningnya, membacakannya buku, membantunya menulis, menyuapinya, dan memilihkan pakaiannya di hari itu.Â
Seperti ada dua dunia saat tanggal 13 Mei tiba. Satu dunia tanpa Ayahnya, satu lagi dunia dengan Ayah Calvin di dalamnya.
Perubahan Ayah Calvin membuat Jose bersedih. Ia merasa akan kehilangan Ayah Calvin selamanya. Mengapa Ayahnya yang tegar dan penuh energi positif jadi begitu?
Tapi...hanya di tanggal 13 Mei saja Ayah Calvin berubah. Hari-hari berikutnya, ia kembali lembut dan sabar seperti biasa. Tetap saja Jose tak suka.
Bukan hanya Jose, Paman Revan dan Paman Adica sama sedihnya. 13 Mei tahun lalu, mereka memaksa menemui Ayah Calvin. Paman Revan marah-marah. Itu kali pertama Jose melihat paman Manado Borgonya ngamuk. Kalau Paman Adica sih, sudah biasa. Begitu marahnya Paman Revan, sampai-sampai logat Minahasanya keluar.
"Jaga itu ngana punya bodi!" gertaknya waktu itu.
"Kita juga minoritas, tapi kita tak sebodoh ngana!" kata Paman Revan lagi, seraya menunjuk mata birunya.