Hmmm, mau rasanya sekolah di Tomoe Gakuen. Sayangnya, sekolah ini udah nggak ada karena kena ledakan bom pas Perang Dunia Kedua. Tomoe Gakuen dan kepala sekolahnya yang kece abis, Sosaku Kobayashi, terangkum dalam novel Totto-chan karya Tetsuko Kuroyanagi.Â
Sosaku Kobayashi digambarkan selalu memakai setelan jas hitam. Dia baik sekali, sabar, dan sangat memahami anak-anak. Di sekolahnya, Kobayashi hanya menerima sedikit murid. Ia mengadopsi gaya pengajaran di Eropa, seperti diajarkan mentornya, Emile Jaques-Dalcroze.Â
Kobayashi yang mahir main piano, mengajari para muridnya euritmik. Dia mengajarkan murid-muridnya untuk menghargai orang lain, tidak membuang sampah sembarangan, menyayangi binatang, dan belajar pada alam. Di antara putra-putrinya, ada satu yang mengikuti jejaknya sebagai pengajar.Â
Putri Kobayashi, Miyo-chan, bercerita bila ayahnya sering mengajaknya jalan-jalan ke udara terbuka waktu dia masih kecil. Selain itu, Kobayashi terbuka menerima murid polio seperti Yasuaki-chan dan murid bertubuh kecil seperti Takahashi. Kegiatan olahraga di Tomoe dimodifikasinya sehingga bisa diikuti untuk anak dengan kekurangan fisik.
Joddie
Joddie adalah ayah Keke dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan. Novel ini telah diadaptasi ke dalam bentuk film dan sinetron. Dalam film, Joddie diperankan Alex Komang.Â
Sementara itu, di sinetronnya, Jodie diperankan Anjasmara. Sebagai single father, Jodie begitu tegar merawat Keke yang mengidap kanker jaringan lunak. Jodie menyemangatinya, membesarkan hatinya, dan menemani Keke berobat kemana-mana. Bersama Jodie, Keke jadi kuat.
Albus Dumbledore
Yah, sebenarnya dia bukan pure ayah. Dia kepala Sekolah Sihir Hogwarts. Katakanlah, Dumbledore ini ayah untuk seluruh murid Hogwarts. Sikapnya sudah menyerupai ayah betulan. Albus Dumbledore adalah penyihir terhebat di dunia sihirnya J. K. Rowling. Meski begitu, ia tetap rendah hati.Â
Kesabaran, kelembutan, dan kecerdasannya begitu mengagumkan. Di tahun keenam, Dumbledore memberi pelajaran private untuk Harry.Â
Selain itu, Dumbledore mampu membuat anak-anak tenang. Terbukti ketika ia berpidato di awal tahun ajaran dan anak-anak melihat tangannya yang terluka. Lalu Dumbledore menggoyang lengan jubahnya, tersenyum, dan berkata,