Tak ada pribumi yang benar-benar putih. Sebaliknya, tak ada nonpribumi yang benar-benar hitam.
Anyway, Young Lady juga kasihan sama kelompok-kelompok tertentu yang kesulitan mendapat izin membangun rumah ibadah. Golongan lain gampang banget bikin rumah ibadah dimana-mana. Tapi ada juga yang mau minta izin, susahnya ampun-ampunan.
Ingin Young Lady katakan. Semarah-marahnya kita pada seseorang, janganlah sebut rasnya. Sebab kita akan menyesali perbuatan kita di kemudian hari. Ujaran kemarahan bernada rasisme akan membekas kuat di pikiran penerimanya.
Begitu pula saat marah dengan orang yang dicintai. Semarah-marahnya kita padanya, jangan pernah ucapkan kata pisah. Ancaman itu akan menancap kuat di relung hatinya. Jangan jadikan kemarahan sebagai alasan untuk meninggalkan seseorang yang kita cintai.
Finally, Young Lady ingin katakan: aku bangga punya mata biru. Aku dukung Mario Stefano Aditya Haling sama seperti alasan Revan, karena Rio dari Manado. Aku jijik dengan penulisan sejarah Indonesia yang meninggikan pribumi dan merendahkan nonpribumi. Aku sudah puas hanya berteman dengan Allah, beribukan Mamaku, dan didampingi malaikat tampan bermata sipitku. Dan aku menolak lupa semua perlakuan menyakitkan dari orang-orang yang pernah jahat padaku, dulu maupun kini. That's all.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H