Banyak mimpi yang belum diwujudkan. Lanjut S2, meneruskan karier hypnotherapy, membuat brand/butik/agency model agar dunia modeling lebih ramah untuk warga difabel, membuka mata hati para instruktur modeling agar tak ragu mengajar modeling pada orang-orang disabilitas yang masih mampu, trading saham, menulis buku non-fiksi bertema diskriminasi rasial, dan membawa "Calvin Wan" ke Manado dan Turki, dua tempat yang membuat hati Young Lady bergetar.Â
Young Lady yakin, semua mimpi itu dapat diwujudkan meski tanpa mata. Sudah lebih dari 5 tahun Young Lady menulis buku fiksi romantis idealis yang erat kaitannya dengan penyakit, isu infertilitas, dan diskriminasi rasial. Young Lady ingin sesekali membuat buku nonfiksi.
Hmmmm, Young Lady sedih dan kecewa dengan aplikasi/web yang tidak ramah difabel. Andai saja laporan keuangan itu bisa terbaca dan bukan dalam bentuk tabel, jika saja semua web mudah diakses warga berkebutuhan khusus, dan masih banyak jika-jika yang lainnya terkait aksesibilitas.Â
Bila aksesibilitas ramah untuk person with special needs, tentu akan lebih banyak peluang manis yang diraih. Tak perlu lagi minta dibacakan atau dibantu saat akan mengakses sebuah peluang.
Finally, Young Lady ingin mengatakan kalau Young Lady kesepian. That's all.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H