Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Film

Ungu Violet dan Hargailah Waktu

7 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 7 Maret 2019   06:12 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akting Dian Sastrowardoyo dan Rizky Hanggono pun bagus sekali. Kemistrinya ok. Honestly, sosok Lando mengingatkan Young Lady cantik pada malaikat tampan bermata sipitku "Calvin Wan". Mereka sama-sama tampan, cool, lembut, perhatian, tapi misterius. Sosok Lando yang memendam kisah dan menahan perasaan sangat mirip "Calvin".

Film Ungu Violet menyuarakan ketakutan terdalam Young Lady. Young Lady cantik takut kehilangan "Calvin Wan". Sering kali hati ini dibayangi rasa takut kehilangan "Calvin" entah karena waktu, penyakit, maupun kemunduran fisik. Young Lady takut, takut sekali.

Tiap pagi dan malam, Young Lady cemas memikirkan "Calvin". Tiap malam dan sepertiga akhir malam, Young Lady selalu menyebut namanya dalam doa-doa panjang dan sunyi. Meski Young Lady tahu, "Calvin Wan" tak suka dikhawatirkan. Semoga ia selalu sehat dan berada dalam lindungan Tuhan.

Saat menonton Ungu Violet, Young Lady menangis. Kerinduan pada sosok "Calvin Wan" terus menguat. Kalau tidak ada "Calvin Wan", siapa yang akan mengurus Young Lady di Kompasiana? Siapa yang akan menenangkan saat hati ini cemas? Siapa yang akan memahami jika mata ini terasa sakit? Siapakah yang membacakan buku untuk Young Lady? Siapakah yang akan menemani saat Young Lady menangis? Siapa yang akan bahagia saat Young Lady membagi kebahagiaan?

 Ok, back to focus. Selain menyuarakan isi hati Young Lady, film Ungu Violet mengajarkan kita untuk menghargai waktu dan cinta. Hargailah waktu dan orang-orang tercinta. Hargailah pasangan kita. Hargailah ia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jangan sampai kita dihinggapi penyesalan setelah ia tiada.

Ada satu adegan menyentuh di film ini yang "aku banget". Adegan Kalin meminta Lando memeluknya. Lando pun memeluk Kalin. Saat itu, Kalin dalam keadaan buta. Saat mata Young Lady sakit, "Calvin Wan" memeluk dan memberi ketenangan.

Adegan lain yang tak kalah menyentuh saat Lando diam-diam menghadiri pemakaman Nenek Kalin. Begitu juga ketika pertemuan Lando dengan dr. Astrid (Niniek El Karim). Ucapan Kalin begitu menyedihkan kala ia berkata pada Lando di taman.

"Lando, janji ya. Kamu nggak boleh mati sebelum aku bisa liat lagi."

Itu sedih, sangat sedih.

Tapi...oh tapi, Young Lady tak setuju ketika Kalin terhenti aktivitas modelingnya setelah ia kehilangan penglihatan. Young Lady percaya, orang yang tidak memiliki penglihatan sempurna masih bisa menjadi model. Ah, jadi ingat waktu catwalk dulu. Syukurlah Young Lady punya instruktur-instruktur modeling yang baik dan sabar. Photoshoot lebih gampang dari catwalk. Kalau catwalk harus jalan dan menghafal area, photoshoot tinggal berdiri dan pose.

Young Lady juga tidak setuju dengan pernyataan teman Lando. Saat itu, Lando dan teman-temannya sedang ada project memotret acara pernikahan. Teman Lando mengatakan bila foto model lebih banyak mendapat uang dari hubungan seks. Lando pun marah dan membela profesi seorang model. Good for Lando.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun