Meski telah mengucap ta'awudz, tetap saja shalat mereka tak khusyuk. Assegaf sibuk mencemaskan Deddy. Rasa ingin tahu Sasmita lebih besar dibandingkan kecemasan. Sudah lama Sasmita ingin membalas Deddy atas kepuasannya menertawakannya setelah putus cinta waktu itu. Godaan setan memang terkutuk. Setan mengacaukan shalat dua lelaki muda kaya itu.
Terburu-buru mereka kembali ke kaki tangga. Deddy masih di sana. Masih dengan ekspresi yang sama.
"Sebenarnya kamu kenapa, Deddy?" tanya Assegaf lembut.
"Aku putus sama Tania."
Sedetik. Tiga detik. Lima detik. Tujuh detik, Sasmita tertawa puas. Ia puas, puas sekali menertawakan Deddy. Assegaf terlihat sedih. Sedih yang sungguh-sungguh tulus.
"Sorry to hear that..." ucapnya.
Sasmita masih saja tertawa. Ia tertawa sampai keluar air mata. Terbalas sudah dendam pribadinya. Deddy melotot, tetapi gagal.
"Puas kamu menertawakanku!" serunya frustrasi.
"Yang kemarin menertawakanku waktu putus siapa?" balas Sasmita penuh kemenangan.
"Yang traktir kamu ice cream single scoope 120K dan salmon steak 200K siapa?"
Mulailah keduanya berdebat. Assegaf hanya diam, enggan mendamaikan. Lagu lama. Sahabat tapi musuh. Tom and Jerry versi Refrain Radio.