Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Risalah Toleransi

2 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 2 Januari 2019   08:24 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arlita mengejar Assegaf. Tidak, ia tidak ingin pria tampan itu pergi. Gaun tidurnya berkibaran ditiup angin malam. Helaian rambut terlepas dari ikatan.

"Assegaf...how do I get through one night without you?" desahnya sedih.

Langkah kaki Assegaf sontak terhenti. Dilihatnya wajah Arlita kalut, teramat kalut. Tak ada embun bening di mata gadisnya. Namun, belum tentu kesedihan bisa terlunasi dengan air mata.

"Aku tidak akan pergi, Arlita." ujar Assegaf dengan suara bergetar.

Arlita gelisah saat harus berpisah. Entah apa jadinya bila Arlita hidup tanpa Assegaf. Malam demi malam ia tenggelam dalam kesedihan, menyesali perbedaan yang menghalangi mereka.

Mengapa Arlita terlahir sebagai Katolik? Jika dia dan keluarganya Muslim, mungkin takkan serumit ini. Sayangnya, seseorang tidak bisa memilih dari keluarga mana ia ingin dilahirkan.

"Jangan menyesali takdir, Arlita."

Suara lembut Assegaf memecah butir-butir kesedihan. Nafas Arlita cepat dan terputus-putus. Bola matanya memanas.

Biarlah, biarlah taman kompleks perumahan elite ini menjadi saksi bisu pertemuan terlarang. Bangku-bangku taman bertelinga, rumput punya mata. Bunga-bunga merasakan. Kesedihan Arlita dan Assegaf teramat dalam.

"Pulanglah. Jangan buat Om Rudolf marah lagi. Aku mengkhawatirkanmu." pinta Assegaf, lembut membelai rambut Arlita.

"Nope."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun