Tidak. Orang yang sering ke gereja belum tentu ia memeluk agama yang sama dengan jemaat di dalam gereja itu. Dua tahun lalu, Young Lady rutin pergi ke Katedral tiap minggu. Bukan untuk beribadah, tapi untuk meminjam buku di perpustakaannya. Perpustakaan Katedral ok punya.
Young Lady pernah membaca kisah seorang Muslim yang hafal musik liturgi. Apakah dengan begitu, lantas ia mengimani ajarannya? Tidak kok. Still Muslim.
Sekali lagi, jangan cepat menduga apa keyakinan seseorang hanya dilihat dari ras dan kebiasaannya. Itulah pentingnya klarifikasi. Keyakinan menjadi persoalan sensitif. Tak semua orang mau secara terang-terangan menanyakan apa keyakinan yang dipeluk orang lain. Rasa segan lebih sering muncul.
Namun, jangan jadikan rasa segan sebagai pembenaran untuk berasumsi. Berhati-hatilah mengucapkan selamat hari raya keagamaan. Kompasianers, pernahkah kalian memiliki pengalaman yang sama dengan Young Lady cantik?