"Kau sudah tidak pernah mimisan dan batuk darah lagi, kan?" tanya Syifa cemas.
"Sudah berkurang, Syifa." jawab Adica menenteramkan.
"Alhamdulillah."
Wajah ibu muda berpakaian sederhana itu berbinar bahagia. Pemuda berkacamata di sisinya tersenyum lembut. Senangnya membahagiakan orang-orang tak mampu di rumah sakit.
"Sekarang, Ibu bisa bawa bayinya pulang. Semoga jadi anak yang saleh."
"Terima kasih...benar kata teman-temanku sesama penghuni sal kelas tiga. Kamu seperti malaikat. Malaikat Allah yang turun dari rumah sakit."
"Saya bukan malaikat," sanggah Calvin halus.
Dengan halus, Abi Assegaf meletakkan sesuatu di telapak tangan Adica. Setumpuk kartu. Persis seperti milik Syifa.
"Gunakan baik-baik ya, Sayang. Ini semua buatmu." Abi Assegaf lembut berpesan.
"Abi...apakah ini tidak berlebihan?"
"Tidak, nak. Sekarang kau anakku. Sama seperti Syifa. Kau berhak mendapat fasilitas yang sama."